Sunday, December 23, 2012

Reward and Punishment

Selama ini, gw selalu memberlakukan reward untuk Abrar. Rewardnya bisa berbentuk pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik, seperti :

Ibu : Abrar, tolong tutup pintunya ya?
Abrar : *tutup pintu*
Ibu : Terima kasih ya, Abrar anak pintar

atau ketika disuruh untuk membereskan mainan yang telah si anak pakai
Ibu : Abrar, mainannya diberesin lagi ya
Abrar : *membereskan mainannya"
Ibu : Hebat, anak ibu pintar

Hal2 seperti itu. atau memberikan hadiah kalau dia melakukan sesuatu yang baik seperti
Bulan puasa kemaren, Abrar Alhamdulillah selalu ikut ibunya ke mesjid untuk solat Isya + Taraweh. Meskipun solatnya sampai malam, tapi Abrar ga rewel. Gw memberikan reward berupa hadiah, mobil2an Hotwheel kesukaan dia atau uang untuk ditabung di celengannya.

Tapi, untuk punishment, atau ganjaran apabila melakukan sesuatu yang tidak sesuai, jelek atau tidak baik jarang gw lakuin. Namun hari ini, gw memberlakukan suatu punishment untuk anak2 gw (Abrar dan Rayya anak alm. adek gw). Berawal dari kelakuan anak2 piyik ini yang memainkan make-up gw. Semua lipstick, bedak, pelembab, eyeshadows, blush-on, de-el-el, dibuang2in. Gw ga tauk apa yang mereka lakukan pada alat make-up gw, sampai akhirnya bener2 abis. Lantai juga belepotan sama itu perlengkapan lenong gw. Itu kejadian pertama. Dan hari ini,kurang dari seminggu mereka lagi2 melakukan hal yang sama. Seprei gw juga kotor, alat make-up gw dipakai untuk coret2 seprei dan mainannya. Mereka sepertinya FUN banget, dan tidak takut untuk kasih tauk gw kalau mereka udah ngelakuin itu semua. Gw ngerasa,"Kok ini anak2 ga ada jeranya ya? Dan kok ga ngerasa bersalah. Mereka kayak seneng aja main dan ngerasa kalo apa yang mereka lakuin itu lucu.". Akhirnya gw ngerasa kayaknya perlu deh ada punishment, supaya ada efek jera. Dan mereka tauk, apa yang mereka lakukan itu hal yang buruk dan tidak boleh dilakukan. Punishmentnya yaitu :

untuk Abrar : Mainan mobil2annya sengaja gw umpetin, dan gw bilang kalau mainannya itu sudah gw buang *oke, gw bukan emak yang baik. Karena di sini ada faktor kebohongan*. Tapi gw mau bikin efek dramatis, kalau gw bilang mobilnya gw umpetin, dan dilarang main selama seminggu, kayaknya kurang "kena" di hati alias "kurang kejam" :p. Tapi gw sisa-in 1 mobil2an untuk Abrar. Dan gw juga ngomomong ke dia :

Ibu : Abrar, ibu udah buang ya semua mainan mobil2an Abrar. Soalnya Abrar ga mau dengerin ibu.
Abrar : *nangis*
Ibu : *cuek*
Abrar : *diem karena nangis dicuekin*
Ibu : *lanjut ngomong* Kalau dikasih tauk, makanya dengerin ibu. Udah ibu larang, Abrar masih ngelakuin sih. Jadi ibu buang deh mobil2an Abrar *pake nada nyebelin*
Abrar : Nanti beli lagi ya, Abrar mau mobil2an banyak *sambil kasi liat 10 jari2nya*
Ibu : Ga ada beli2 mobil lagi *emaktiri.mode-on*
Abrar : Abrar masih besar beli mobil Alphard 5 *maksudnya, nanti kalo Abrar sudah besar mau beli mobil Alphard 5* nyadar sendiri dia, kalo emaknya lagi pelit dan kejam
Ibu : Alhamdulillah, makanya Abrar harus pintar ya, biar bisa beli mobil Alphard
Abrar : *ngangguk2*
Ibu : Ya udah, nanti kalo Abrar pintar, ga bikin ibu marah lagi, mau ngedengerin kalo ibu ngomong, nanti ibu beliin mobil ya.

kenapa mainan mobil2an Abrar yang gw umpetin. Alasannya : Karena itu adalah mainan kesayangan anak gw. Jadi, kalau gw umpetin itu mainan, anak gw ngerasa banget kehilangan. Dan dia akan merasakan konsekuensi atas perbuatannya, karena dia harus kehilangan mainan kesayangannya. Dan mudah2an dia akan jera. Hm... make sense ga ya?

Untuk Rayya : karena Rayya itu anaknya almarhumah adek gw, jadi gw ga bisa kejam. Kasian anak Piatu. Jadi hukumannya tidak boleh main ke kamar gw selama seminggu

Ibu : Rayya ga bole ya main ke kamar ibu. Inget, ga bole main ke kamar ibu selama seminggu *Sambil jari telunjuk di depan dia*
Rayya : diem aja

Sebenernya apa sih punishment?
Mengapa anak perlu mendapatkan punishment?
Apakah punishment itu berguna untuk untuk kedua belah pihak (orang tua yang memberikan punishment dan si anak yang diberikan punishment)?
Dan apa saja punishment yang baik?


Berikut adalah definisi punishment hasil gw googling di internet :

Reward dan punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya.punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik.


Kapan punishment itu berguna untuk kedua belah pihak?

Berikut hasil googling gw lagi :D di www.perfectingparenthood.com

Punishment works when three things are true:

The Child Knows What To Do

You can’t teach something to a child through punishment, you can only stop a "bad" behaviour. If the child doesn’t know how to turn off the punishment, by changing something, then punishment will poison your relationship and the child’s well-being. Before you ever use a punishing strategy ensure that the child knows exactly how to avoid the punishment.

You Can Totally Control the Environment

Never, ever, demand that your child behave a certain way unless you can enforce it. If you don't think you can enforce it, then you will have to convince your child to behave using a different technology.

This is why we don't have a no swearing rule for our kids. We couldn't enforce it! Our kids could swear out of earshot, hear swears from elsewhere, or even occasionally hear swears from us. There is no way we can create a no-swearing environment for our kids.

You teach a child to lead two lives when you punish at home, but are unable to punish outside of the home. She'll be a honey-tongued angel at home but you may be surprised to hear one day that she curses like a drunken sailor at school. Children, just like adults, will learn to behave differently in different situations anyway, but I recommend you try to keep them as honest as possible by not punishing more than the world punishes.

The Punishment is a Consequence of the Behaviour

The most critical aspect; the very secret to success in punishment! For behaviour modification to stick, kids need connect what they did to the result they got. Beatings, groundings, time-outs, etc are not good punishments for this very reason: They are hard to connect as a consequence of behaviour.

Consider these two punishments for a situation when a child throws a tantrum because she wants to watch The Little Mermaid, while everyone else in the family has collectively decided to watch Toy Story.

1. The child gets bent over and spanked until she agrees to watch the movie.
2. The child gets told to leave because she is bothering everyone else.

n the first case, as the child pieces together what happened, she may decide that she got spanked because mommy is bigger and the bigger person gets to decide who gets beat and when. Rule: Piss off the big people around me and I get spanked. Corollary: If I’m the big person, I get to decide what happens, including violence against those who disagree.

In the second case she should get a different message. She should understand that she’s making a lot of commotion and noise so the people around her want her to leave. Rule: Try to ruin other people’s fun and they won’t want me around. Corollary: Add to people’s fun and they’ll like to hang around with me! Sounds like a nice person.

Sebenernya artikelnya lebih panjang, tapi gw udah edit2 dan gw tulis lagi yang gw rasa perlu ditulis. Dari artikel di atas, yang dapet gw simpulin :
1. Punishment akan berhasil dilakukan apabila, anak tauk apa yang seharusnya dia lakuin dan bagaimana caranya untuk tidak di-punish lagi.
2. Kita tidak bisa mengontrol lingkungan si anak. Mungkin di rumah anak kita anak yang baik, namun di luar rumah kita tidak pernah tahu. Bisa saja mereka berbohong menutupi apa yang mereka lakukan di sekolah. Jadi kita harus buat si anak untuk selalu jujur, dan jangan sampai punishment yang kita lakukan malah membuat si anak jadi berbohong.
3. Punishment adalah konsekuensi dari kelakuan yang dibuat. Punishment yang kita buat harus memberikan pelajaran, konsekuensi dari perilaku buruk yang telah dia buat.

Bagaimana cara untuk memberikan punishment yang baik untuk anak?


First of all, don't use punishment unless you are brave enough go through with it each and every time. No chances! It's not a punishment if there are chances. Also, remember the pre-requisite: The child must have the skills to avoid punishment.

Second, imagine what would happen to you if you did what grasshopper did. If nothing would happen to you then DON'T PUNISH THE CHILD. On the other hand, if something would happen to you then just let that same thing happen to the child. It's almost always wrong to make the punishment more severe than you would experience if you did the same.

* If the child spills something or leaves a mess then they should clean it up because you would have to clean it.
* If the child breaks something, they should try to fix it or, since they probably can't fix it, they should ask and help a parent fix it.
* If the child throws a tantrum after losing a game then they aren't allowed to play again until they apologize. Your own friends would stop playing with you if you were a poor loser.
* We have a rule that if someone helps or talks to our child then our child has to respond instead of just ignoring the other person. Our punishment for this is that the child has to find that person and make their rudeness right. If they can't or won't then they get something similar to a tantrum punishment because people don't like rude people.
* We have a very severe punishment if our kid lies to us. To me, lying is one of the most terrible character flaws there is. I explained to my child several times that lying makes him a totally useless person. Nobody can trust anything that comes out of a liars mouth. There is no point ever listening to liars, talking to liars, doing things with liars -- liars are a waste of time and space. He knows this and, the one or two times he lied, he really got shunned and he had to apologize profusely to get back. I'm hoping that this teaches him to hate liars as well because there can be big benefits to lying -- namely being able to get out of trouble and being able to get ahead by cheating others. Once a kid discovers that lying works they wil soon become masters, so treat them as you would be treated if everyone knew you were a chronological liar.

Gw simpulin lagi ya :)

Jadi pertama, harus konsisten dalam memberikan punishment.
Kedua, berikan punishment yang sesuai, yang dapat memberikan pelajaran pada si anak. Anak tahu konsekuensi dari apa yang mereka perbuat dan mereka juga akan berusaha untuk menghindari punishment yang serupa dengan tidak melakukan hal burut itu lagi.

Gw coba2 browsing2 lagi di google, ketemu website : www.kidshealth.org.Karena anak gw masih 3,5 tahun, jadi gw copy paste yang sesuai dengan umur anak gw aja ya :D

Ages 3 to 5

As your child grows and begins to understand the connection between actions and consequences, make sure you start communicating the rules of your family's home.

Explain to kids what you expect of them before you punish them for a certain behavior. For instance, the first time your 3-year-old uses crayons to decorate the living room wall, discuss why that's not allowed and what will happen if your child does it again (for instance, your child will have to help clean the wall and will not be able to use the crayons for the rest of the day). If the wall gets decorated again a few days later, issue a reminder that crayons are for paper only and then enforce the consequences.

The earlier that parents establish this kind of "I set the rules and you're expected to listen or accept the consequences" standard, the better for everyone. Although it's sometimes easier for parents to ignore occasional bad behavior or not follow through on some threatened punishment, this sets a bad precedent. Consistency is the key to effective discipline, and it's important for parents to decide (together, if you are not a single parent) what the rules are and then uphold them.

While you become clear on what behaviors will be punished, don't forget to reward good behaviors. Don't underestimate the positive effect that your praise can have — discipline is not just about punishment but also about recognizing good behavior. For example, saying "I'm proud of you for sharing your toys at playgroup" is usually more effective than punishing a child for the opposite behavior — not sharing. And be specific when doling out praise; don't just say, "Good job!"

If your child continues an unacceptable behavior no matter what you do, try making a chart with a box for each day of the week. Decide how many times your child can misbehave before a punishment kicks in or how long the proper behavior must be displayed before it is rewarded. Post the chart on the refrigerator and then track the good and unacceptable behaviors every day. This will give your child (and you) a concrete look at how it's going. Once this begins to work, praise your child for learning to control misbehavior and, especially, for overcoming any stubborn problem. Rewards and consequences should be given on a daily basis. Long-term consequences have little effect.

Timeouts also can work well for kids at this age. Establish a suitable timeout place that's free of distractions and will force your child to think about how he or she has behaved. Remember, getting sent to your room doesn't have an impact if a computer, TV, and video games are there.

Don't forget to consider the length of time that will best suit your child. Experts say 1 minute for each year of age is a good rule of thumb; others recommend using the timeout until the child is calmed down (to teach self-regulation).

It's important to tell kids what the right thing to do is, not just to say what the wrong thing is. For example, instead of saying "Don't jump on the couch," try "Please sit on the furniture and put your feet on the floor."

Ada bagian2 yang sengaja gw "bold". Lagi2, kita mendengar kata2, konsistensi dan konsekuensi muncul. Secara garis besar, artikel pertama dengan kedua ini, sama. Anak harus diberi tahu apa kesalahan mereka, dan bagaimana caranya supaya anak tahu apa yang harus dia lakukan dan cara dia untuk menghindari punishment. Contoh : anak mencoret2 dinding. Beri tahu pada anak, kalau coret2 dinding itu tidak baik, kalau hal tersebut terjadi lagi beri punishment, dengan menyuruh dia untuk membersihkan dinding bekas coretannya (sebenernya ini sama case dengan gw, di mana anak gw suka coret2 dinding. Gw sampe nge-cat 3x, sampai2 tukang catnya bilang,"Kan waktu itu baru dicet ya?".Sebelum di-cat ulang, anak gw disuruh ikut membersihkan dinding bekas coretannya). Selain itu di artikel ini, juga memberitahukan pentingnya rewards juga selain punishment. Orang tua perlu untuk memuji anak, apabila mereka melakukan hal2 yang benar atau baik. Selain itu perlu adanya 'timeout' untuk anak, yaitu jangka waktu tertentu di tempat yang tenang (tanpa gangguan), si anak disuruh untuk memikirkan apa yang telah dia perbuat. Selain itu kita perlu membuat chart untuk melihat apakah punishment yang kita berikan sudah efektif atau belum. Selain itu, kita harus memberi tahu anak, hal2 apa yang harus mereka lakukan daripada apa2 yang salah. Jadi, coba gunakan kata2 positif, seperti : "Duduk yang manis di atas tempat duduk dan letakan kakimu di lantai" daripada berkata : "Jangan lompat2an di atas tempat duduk".

Selain itu, punishment secara fisik, seperti memukul, mencubit, dan kekerasan fisik lainnya itu sangat sangat tidak efektif. Yang ada, anak malahan akan ikut melakukan hal2 tersebut, mereka akan ringan tangan seperti orang tuanya. Anak itu belajar dari orang tuanya. Perbuatan lebih kuat dari pada kata2, jadi orang tua harus menjadi tauladan untuk anak2nya dan memberikan contoh yang baik juga. Selain itu, marah2 juga kurang efektif. Apalagi kalau galaknya ga ketulungan, yang ada si anak jadi makin memberontak. Dan untuk menghindari kemarahan orang tua, mereka malahan berbohong.

photo from : www.unitedparents.org

Well, there's no school for being a good parents. We have to learn and learn agaian. Prepare tons of patience. Try to listen rather than be listened. Every children is unique and with different character. They have to be treated different way too.


Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Friday, December 21, 2012

Anak ACI

Seorang teman gw pernah ngomong ke gw :

"Negara yang maju itu, sebagian besar penduduknya berwiraswasta mendirikan perusahaan. Sehingga pemerintah tunduk pada rakyatnya."


*gw lupa ngomongnya kayak gimana, yang gw tangkep ya seperti yang di atas. Secara garis besar seperti itulah*

foto dari : http://lovepicturesz.blogspot.com

Gw berfikir, kalau saja Indonesia seperti negara tersebut. Rakyatnya maju, mempunyai andil besar di negaranya sendiri, sehingga pemerintah tunduk pada mereka. Maka pemerintah bersih dari korupsi, segala keinginan rakyat diikutin. Coba aja kita lihat di negara Jepang, gimana suara para petani sangat didengarkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, gw sangat mendukung enterpreneurship (atau kewiraswastaan). Ketika banyak pemuda2 Indonesia membuka usaha sendiri, membuat produk sendiri, membuat usaha jasa, dan lain2. Oleh karena itu, gw sangat cinta produk Indonesia. Gw suka membeli dan memakai produk2 dalam negeri, baju,sepatu, tas. Gw juga memeriksakan diri di RS yang ada di Indonesia, dokter2 orang Indonesia. Karena gw percaya, Indonesia akan jadi negara yang maju seperti negara2 maju lainnya, ketika rakyatnya sangat mencintai Indonesia, apa yang dihasilkan oleh orang2 di Indonesia, keindahan alam Indonesia, dan hal2 yang berbau Indonesia lainnya.

Banyak orang yang sangat bangga ketika dia memakai produk bermerk dari luar negeri, namun mereka malu kalau mempromosikan produk dalam negeri. Katanya, ah ga level!. Produk Indonesia jelek, ga kuat, ga tahan lama. Kalo produk luar itu kuat, bagus, tahan lama, jadi bisa untuk investasi juga. Padahal, tidak semua barang bermerk itu kuat dan bagus loh! Contoh nih, gw punya tas GUCCI (asli ya). Gw suka pake tas ini, soalnya besar, jadi bisa masuk segala macem barang di dalamnya. Ketika gw lagi pake tas tersebut, eh.. talinya copot, tidak kuat menahan beban. Produk Indonesia juga banyak kok yang bagus, kuat dan tahan lama.

Banyak orang yang lebih senang untuk berobat di luar negeri, soalnya katanya dokter2 di Indonesia banyak yang malpraktek. Gw sebagai pengguna setia dokter2 di dalam negeri, selain biaya kalo berobat ke luar negeri mahal juga yak :(. Kata orang dokter2 di Indonesia itu matre, mau duitnya aja, komersil, ga ahli, sering malpraktek, bla bla bla.. Mungkin ada dokter2 yang seperti itu, tapi jangan memukul rata semua sama. Karena tidak semua dokter di Indonesia seperti itu. Adek gw meninggal di Singapura, setelah dirawat selama seminggu di sana. Dokter di Singapura mengatakan, kalo adek gw meninggal karena DBD alias Demam Berdarah. Keponakannya teman gw, sakit DBD juga. Ponakannya itu masih kecil, umur 5 tahun. Ketika masuk RS,trombositnya sudah turun drastis, bibirnya udah biru, kulitnya juga udah pucat, dirawat di UGD. Namun Alhamdulillah, setelah dirawat di RS yang ada di Indonesia, Alhamdulillah sehat kembali. Bukannya gw bilang kalo dokter di Singapura itu melakukan malpraktek ya, gw sih pengennya Positive Thinking. I believe that they have done the best thing that they could do. Mungkin apa yang terjadi sudah takdir dari TUHAN. Masalah dokter dan RS komersil. Gw inget waktu nenek gw dirawat hampir sebulan di RS. Carolus dan akhirnya meninggal. Ketika nenek gw sudah meninggal, nyokap gw mau langsung ngurus biaya rumah sakit. Tapi suster2 di RS bilang,"Ga usah dipikirin dulu bu biaya RS-nya, sekarang urusin aja dulu mayatnya, pemakamannya. Nanti kalau sudah selesai baru ke sini lagi". Subhanallahu, mulia banget ya.

Gw sangat mencintai Indonesia, begitu pun orang2nya. Gw lebih suka produk lokal, daripada buley, Japanese, Korea, Arab, India, atau orang2 yang berasal dari negara lain. Gw juga sangat mencintai keindahan alam Indonesia.

Gw kerja di perusahaan Jepang udah 11 tahun. Jepang adalah salah satu negara maju di Asia. Semakin lama gw bekerja di perusahaan ini, semakin gw mencintai Indonesia. Gw belajar, bagaimana orang Jepang itu sangat cinta dan bangga pada negaranya. Bagaimana mereka sangat menghargai dan mempercayai orang Jepang lainnya. Perusahaan gw lebih senang bertransaksi dengan perusahaan sesama Jepang. Mereka lebih senang melakukan bisnis dengan perusahaan Jepang, meskipun harganya jauh lebih mahal daripada perusahaan lokal. Contoh : Perusahaan gw beli sofa untuk kantor. Mereka beli dari toko perusahaan Jepang juga. Padahal sofa itu bahannya biasa aja, menurut gw jelek, warnanya orange jreng, tapi harganya 5x daripada sofa yang ditawarkan oleh perusahaan lokal. Atau nih, perusahaan gw lebih suka beli ATK, keperluan kantor dari perusahaan Jepang juga, yang harganya 2x lipat daripada harga yang ditawarkan dari perusahaan lokal. Meskipun, ATK-nya qualitasnya lebih rendah, barang2nya juga sering telat. Selain itu, perusahaan gw mau membayar 10x lebih mahal + fasilitas yang lengkap dari supir, mobil, rumah, sekolah anak, sampai biaya pembantu, untuk pegawai orang Jepang yang sebenernya tidak lebih pintar daripada orang Indonesia. Jadi, gw ngerasa bertahun2 kerja di perusahaan Jepang, gw ya ga dianggap. Tapi kalau gw punya darah keturunan Jepang, warga negara Jepang, keadaannya berbeda berbalik 180 derajat.

Gw pengen Indonesia maju, jadi negara yang kuat, terpandang di dunia. Oleh karena itu, yuk kita sama2 mencintai Indonesia se-maksimal mungkin. Paling tidak, tunjukkan kalau kita bangga menjadi bagian dari rakyat Indonesia. Kita dukung segala sesuatu yang dilakukan oleh orang Indonesia (mendukung hal2 yang baik ya). Karena, kalau bukan kita yang mencintai Indonesia, siapa lagi?. Jangan mau dijajah sama orang asing, berabad2 lamanya, sampai hari ini. President Director perusahaan gw pernah ngomong ke pegawai2nya (termasuk gw) ketika kami lunch bareng :

"Indonesia ini adalah pangsa pasar yang bagus. Kesempatan bisnis di Indonesia masih terbuka lebar. Penduduk Indonesia, mempunyai daya beli yang besar, oleh karena itu kami datang berinvestasi di sini. Makanya banyak Seven Eleven, Motor2 Jepang, dan lain2. Di negara kami, penduduknya kebanyakan orang tua. Oleh karena itu, susah untuk menawarkan barang di Jepang. Oleh karena itu, kami membidik pasar Indonesia, yang banyak kaum pemudanya, yang daya belinya masih bagus".


Kalau saja penduduk Indonesia mencintai Indonesia, produk2 Indonesia. Tentu kita akan sangat kuat. Apabila pangsa pasar yang sangat besar yang ada di Indonesia, dimanfaatkan oleh pengusaha2 Indonesia. Dan rakyat Indonesia mencintai produk dan pelayanan jasa perusahaan Indonesia. InshaALLAH, gw yakin kita pasti akan jadi negara yang kuat dan maju menandingin negara2 asing lainnya. Ayo kita maju bersama!. Untuk kita juga kok :)

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Tuesday, December 18, 2012

Nasibmu di Dompetmu - Andreas Hartono

"Investasi kamu apa aja?".

Pernah ga kamu mendapatkan pertanyaan seperti ini? Terus apa jawabannya?

"Saya ga punya uang lebih, jadi untuk apa saya berinvestasi?".

atau ada yang berkata sebaliknya seperti ini :

"Saya bukan orang kaya, jadi saya butuh investasi. Apalagi biaya2 yang diperlukan semakin meningkat. Inflasi terjadi setiap tahun, yang mengakibatkan harga2 naik. Selain itu, biaya pendidikan dan kesehatan sangatlah mahal. Oleh karena itu saya harus berinvestasi".

Gw dulu penganut jawaban yang pertama, namun sekarang gw beralih ke orang kedua. Kenapa begitu? Dulu saya berfikir, biarlah TUHAN yang mengatur semuanya. Toh rezeki di tangan TUHAN, as long as kita mau berusaha. Lagian gw juga kerja, tiap tahun gaji naik. Masalah investasi ga ada deh di pikiran gw. Biaya pendidikan anak, ah itu gampang tinggal pake asuransi unitlink investasi + kesehatan, selesai masalahnya. Tapi masalahnya, selesai tidak? Coba deh hitung lagi dana pendidikan anak (ini yang paling crucial buat gw selain biaya kesehatan, Alhamdulillah untuk biaya kesehatan, kantor tempat saya bekerja sudah meng-cover-nya. Tidak hanya untuk saya, namun juga untuk anak dan suami). Setiap tahun biaya pendidikan itu naik antara 10 sampai 20%. Sedangkan gaji naik mengikuti inflasi (inflasi sekitar 10%). Jadi, bisa kekejar atau enggak? Jawabannya "TIDAK". Jadi apa yang harus gw lakukan? Gw harus belajar banyak mengenai investasi, bagaimana mengelola uang dengan baik. Yang tadinya gw itu konvesional, menabung di bank, deposito, sekarang berusaha untuk membuka mata lebar2 dan berusaha untuk memutar otak, mencari jalan supaya investasi yang saya pakai berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan. Seperti membeli buku yang satu ini,"NASIBMU DI DOMPETMU"


Sebelum kita berinvestasi, kita ubah mindset kita terlebih dahulu. Seseorang yang bernama Stephen R. Covey penulis buku terkenal 7 habist of High Effective People
pernah menantang peserta seminarnya dengan bertanya dalam ini apakah anda menginginkan perubahan besar atau perubahan kecil? Ini jawabannya :

"Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup Anda, maka ubahlah perilaku Anda. Namun kalau Anda menginginkan perubahan besar dalam hidup Anda, maka ubahlah pikiran Anda"


Pengarang menemukan sebuah formula yang disebut "CRAFT" yang mampu mengubah cara pikir dia dan menjadikan sesuatu yang dianggap sial atau buruk sebagai sebuah keberuntungan yaitu :

CRAFT
Cancel - Batalkan dan katakan tidak
Replace - Ganti dengan yang diinginkan
Affirm - Afirmasikan pikiran positif yang diinginkan
Focus - Fokus pada hasil positif yang diinginkan
Train - Latih atau ulangi terus-menerus dari awal


Menabung dan Berinvestasi

Menabung di bank memang aman, dan gampang untuk diambil kapan pun kita butuh. Apalagi dengan adanya fasilitas ATM, Internet banking, mobil banking, maka nasabah akan sangat mudah mengambil uang atau melakukan transaksi tanpa harus ke bank. Namun bunga bank hanya berkisar 2% pertahun, sedangkan inflasi rata2 10%, sehingga pertumbuhan uang kita kalah cepat dengan kenaikan harga yang terjadi tiap tahunnya. Oleh karena itu, kita perlu berinvestasi untuk mendapatkan pertumbuhan uang yang paling maksimal dan apabila tujuannya tidak jelas, maka investasi yang dipilih dapat menjadi salah bahkan merugikan.Instrumen investasi sangat banyak sekali, seperti deposito, obligasi, saham dan reksadana.

Deposito : deposito yang dikeluarkan oleh Bank, disebut deposito berjangka (time deposit). Ada yang berjangka 1,3,6 bulan hingga 1 tahun. Artinya uang Anda akan ditahan oleh bank selama jangka waktunya, dengan imbalan bunga atas nilai pokok yang kita setorkan kepada bank. Bunganya berkisar 5%.

Obligasi : prinsip obligasi mirip dengan deposito, namun produk ini diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, yang berbeda jangka waktunya yaitu antara 1 - 3 tahun. Bunganya pun lebih tinggi sekitar 1 - 3% dari deposito berjangka

Saham : saham adalah produk investasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public. Pemilik perusahaan selain dari modal sendiri, juga berutang pada bank atau investor, masih memiliki alternatif untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usahanya, yaitu dengan menjual sebagian kepemilikannya (saham) kepada investor publik.Ketika perusahaan bertumbuh dengan baik, makan memiliki profitabilitas yang tinggi sehingga kita sebagai pemilik saham juga akan merasakan efek pertumbuhan nilai saham yang semakin tinggi pula. Tapi tentu saja "HIGH RISK, HIGH RETURN". Anda bisa untung besar, namun anda juga punya risiko yang tinggi untuk sangat rugi.

Reksadana : Gabungan instrumen deposito, obligasi dan saham dalam satu produk yang memiliki pertumbuhan relatif tinggi namun risikonya relatif aman.Dalam reksadana ada Manajer Investasi, yaitu lembaga yang melakukan pengumpulan dana, yang diawasi secara ketat oleh pemerintah. Namun pertumbuhan reksadana bisa mencapai 25% per tahunnya.

Manajemen Utang

Utang itu ada yang sifatnya baik dan ada juga yang jahat. Utang baik apabila nilai benda yang kita utangi tersebut nilainya bertambah dari waktu ke waktu, sedangkan utang jahat apabila sifatnya konsumtif dan nilainya berkurang dari waktu ke waktu. Satu hal yang membuat hidup paling rusak adalah karena utang kartu kredit. Sedangkan utang yang baik, seperti kita membeli KPR rumah, yang dalam 10 tahun ke depan, harganya akan berlipat ganda.Apabila anda terlilit utang jahat, yang anda harus lakukan adalah STOP UTANG. Lunasi utang kartu kredit anda tiap bulannya.

Tujuan Finansial dan Tahapan Perencanaan Keuangan

Tujuan Finansial terbagi 3 :
1. TF Primer : tujuan finansial yang harus dimiliki setiap orang, yang terdiri dari :
a. Dana Darurat
b. Dana Proteksi
c. Dana Pendidikan Anak
d. Dana Pensiun

2. TF Sekunder : tujuan finansial yang bersifat kepada produktivitas seseorang atau mendasar tidak mendesak yaitu :
a. Dana pemilikan rumah
b. Dana pemilikan kendaraan bermotor
c. Dana pernikahan anak
d. Dana melanjutkan S2 atau S3
e. Dana training ke luar negeri
f. Dana modal usaha

3. TF Tersier : Tujuan finansial untuk pemenuhan gaya hidup seperti :
a. Dana Liburan ke Luar Negeri
b. Dana pemilikan apartemen
c. Dana pemilikan barang2 elektronik mewah
d. Dana pemilikan fashion mewah

Tahapan Perencanaan Keuangan melalui 4 langkah :
1. Menentukan kebutuhan uang saat ini
2. Menghitung nilai uang di masa yang akan datang
3. Menentukan jenis instrumen investasi yang tepat
4. Menghitung besar investasi yang mulai dilakukan dari sekarang

DANA DARURAT
Dana darurat harus disesuaikan dengan karakteristik keluarga, jenis pekerjaan dan situasi tempat kita bekerja. Bila anda bekerja secara umum dana darurat yang diperlukan

Karakteristik Keluarga
Single Start : 2x Minimal : 3x Ideal : 4x
Single punya tanggungan Start : 2x Minimal : 4x Ideal : 6x
Menikah tanpa anak Start : 2x Minimal : 4x Ideal : 6x
Menikah dengan 1-2 anak Start : 2x Minimal : 5x Ideal : 9x
Menikah dengan lebih 2 anak Start : 2x Minimal : 6x Ideal : 12x
Pengusaha/Pekerja tidak
tetap Start : 2x Minimal : 6x Ideal : 12x
Pensiunan Start : 2x Minimal : 6x Ideal : 12x
*dikalikan dengan pengeluaran bulanan, apabila kita pengeluaran bulanannya 6 juta, maka dikalikan dengan 6 juta,dst*

Besarnya dana darurat yang harus disiapkan mulailah dari level paling awal, yaitu start terlebih dahulu, lalu bergerak ke arah minimal, dan perlahan2 mengarah ke idea.

DANA PROTEKSI
Dana yang bertujuan untuk melindungi anda dan keluarga dari kemungkinan2 terburuk yang dapat menimpa anda, seperti malapetaka, sakit, kecelakaan, cacat ataupun kematian. 2 jenis asuransi yang harus dimiliki : Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan. Asuransi Jiwa : asuransi yang akan melindungi diri anda apabila mengalami risiko kematian sehingga keluarga anda masih dapat melanjutkan hidup secara normal. Yang memerlukan asuransi jiwa adalah mereka yang hidupnya memiliki tangungan secara ekonomi, misalnya tangungan orang tua, istri, anak dan tangung jawab utang. Ada beberapa cara menghitung jumlah uang pertangungan yang sesuai :
1. Income Based Value (IBV) = Pendapatan Tahunan/ Suku Bunga Deposito per Tahun.
2. Human Life Value (HLV) = Pendapatan Tahunan x Lama Perlindungan yang diperlukan (dalam tahun)

Asuransi Kesehatan terdiri dari asuransi kesehatan jalan dan rawat inap. Satunan tunai harian adalah dana tunai yang diberikan oleh perusahaan asuransi apabila anda dirawat di rumah sakit. Untuk pembayaran klaim, perusahaan asuransi melakukan 2 sistem yaitu : Sistem cashless (menggunakan kartu) dan Sistem Reimburst (klaim dibayarkan setelah anda melakukan pembayaran tagihan ke RS).

DANA PENDIDIKAN ANAK
Secara garis besar sama seperti yang pernah saya tuliskan di tulisan saya sebelumnya mengenai dana pendidikan anak. Kita harus cari informasi dana yang dibutuhkan saat ini untuk sekolah2 yang kita inginkan, lalu kita proyeksikan dana tersebut di masa yang akan datang, dengan asumsi kenaikan 10 - 20%. Untuk jenis investasinya yang kita pakai, ditentukan dengan jangka waktu yang diperlukan untuk meraih tujuan finansial tersebut. Contoh, apabila lama investasi menuju TK yaitu 2 tahun, maka kita gunakan instrumen investasi yang cocok untuk itu.

PERSIAPAN DANA PENSIUN caranya sebagai berikut :
1. Tentukan berapa biaya hidup anda perbulan
2. Tentukan berapa usia anda ingin mulai pensiun, dan berapa usia harapan hidup yang anda inginkan
3. Tentukan berapa total dana pensiun yang diperlukan dengan mengalikannya dengan tabel kalkulator faktor pengali kebutuhan dana pensiun dan investasi pensiun bulanan
4. Tentukan berapa investasi bulanan yang diperlukan dan jenis instrumen investasi yang sesuai.

Contoh : Anda ingin pensiun di umur 55 tahun dengan kemungkinan usia harapan hidup 75 tahun (20 tahun) memerlukan biaya hidup 4 juta perbulan. Maka Total dana pensiun yang dibutuhkan : 4 juta x 1787,963 = 7,15 Miliar. Setelah kita mengetahui total dana pensiun, maka kita tentukan jenis instrumen investasi yang dibutuhkan. Apabila usia anda 35 tahun saat ini, maka investasi perbulan yang diperlukan 660 ribu dengan berinvestasi di Reksadana Saham (rata2 pertumbuhan investasinya sekitar 25%).

PENGALOKASIAN DANA
Prioritas 1 : Apabila keuangan anda belum sehat, makan fokuskan diri anda untuk membuatnya lebih sehat. Apabla masih punya utang kartu kredit, LUNASI.
Prioritas 2 : Penuhi Tujuan Finansial primer terlebih dahulu. Apabila TF primer sudah terpenuhi, barulah penuhi TF Sekunder dan seterusnya.

Pesan Sponsor :
Apabila ingin berinvestasi, usahakan untuk mengalokasikan investasi pada berbagai bentuk. DON'T put ALL YOUR EGGS in ONE BASKET. Terus pantau perkembangan investasi anda, banyak2 baca koran, majalah2 investasi, keuangan, sehingga kita dapat mengelola dana investasi kita dengan baik. Intinya : nothing come easily, all you need are fund, knowledge and positive mindset. GOOD LUCK TO US!!!

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Wednesday, December 12, 2012

My Stupid Boss - Chaos@work

Belakangan ini gw lagi seneng baca buku : My Stupid Bos. Ini buku, bener2 sangat menghibur banget, mulut tuh sampe ga bisa mingkem sangking lucunya *swear deh*. Kalau ga percaya, sangking larisnya buku ini, sampai2 dibikin sampai part 4. Kebayang ga tuh!
*udah ga usah dibayangin, langsung aja ke toko buku beli bukunya* :D




Pengarangnya : chaos@work, dia tidak mampu memperlihatkan jati diri dia sebenernya (ya iyalah, mau mati apa kalau ketauan sama si bos), sehingga namanya pun disamarkan, teman2 kerjanya juga memakai nama samaran di buku My Stupid Boss. Selain itu, dia juga masih bekerja di perusahaan tersebut, sembari mencari bahan untuk buku2nya :D *lumayan euy, 2 - 3 pulau terlalui, sekalian dapet uang sampingan dari bikin buku*. Di buku ini diceritakan tentang seorang pegawai wanita (si pengarang) yang bernama :Amoy Kerani (nama samaran) yang mempunyai bos, yang "luar biasa uniknya", kayaknya one in million deh. Juara pelitnya, juara begonya, juara keponya, juara noraknya, juara amnesianya, dan juara2 lainnya *hihihi..*. Seperti kutipan berikut ini :

Pergi ke Johor Bahru buat meeting sama customer. Tadinya gue mau pergi sama Mr. Kho, tapi ternyata dia gak bisa, jadilah gue pergi sama Boss. Ihh, sebel...

Gue: Belok kiri...
Boss: Hah? Kiri?
Gue: Iya...
Boss: Belok kiri mana?
Gue: Ini, nih! Nih, nih... tu... belok kiri.
Boss: Yakin?
Gue: Ya, yakin!
Boss: Yang bener kamu?
Gue: Yailah, Paaaaaak..!! Udah kelewat deh! Mana jalannya one way!
Boss: Bukan belokan yang tadi... yang satunya lagi!
Gue: Ck! Yang tadi!
Boss: Bukan! Saya kan udah sering ke sini!!
Gue: Ya, terserah!
Boss: Ntar setelah pom bensin apa tuh, baru belok kiri... saya lebih tahu! GPS tuh udah ketanem di otak saya loooh...
Gue: ...... (males jawab, gue diem aja)

Setengah jam kemudian... udah mo tembus perbatasan negara Singapura!

Boss: Loh? Loh? Mana ya belokannya? Kok gak ada??
Gue: (diem aja)
Boss: Mana nih?? Kok jadi ke sini sini sih..? Ini kan udah mau ke Singapura nih!
Gue: (mlengos)
Boss: Gimana nih? Nyasar kita nih...
Gue: Ya, jelas aja nyasar... GPS di otak Bapak abis batre!

atau yang ini :D

Si Boss punya satu dealer baru, namanya Ah Cay, yang juga temen akrab dia waktu di Amrik.
Karena temen akrab, si Bos kasih harga luar biasa murah.

Ujung-ujungnya, dia nggerundel sendiri.

Boss : Gak usah ladenin si Ah Cay! Dia juga beli service murah kek gitu!
Gue : Loh, kan Bapak yang kasih harga?
Boss : Habis, dia paksa turun terus! Kalo dia minta mesinnya diambil, bilang aja barang gak ada!
Gue : Kalo dia datang ke pabrik?
Boss : Bilang aja sibuk! Kamu buat list utang-utang si Ah Cay. Kamu tagih ke dia. Yang belum jatuh tempo pun tagih! Ngomong kasar aja langsung! Bilang mau ambil barang boleh, tapi bayar dulu dong!

Ya udah, akhirnya gue ngomong gitu ke Ah Cay.

Apa yang terjadi?

Si Boss dateng ke gue ngomel-ngomel,

“Saya barusan ketemu si Ah Cay. Katanya dia gak happy sama kamu. Kamu judes banget sih. Udah deh, kamu gak usah urusan sama dia. Lagian, ini kan urusan Sales. Kamu kan bukan Sales. Jadi bukan urusan kamu!”

*hahahahahaha....*

Si Boss selalu menganggap, apapun yang ada di dunia bisa ditawar. Dari Jepang, dia telpon gue dan memberikan satu tugas yang sangat... sangat... sangat...makdikipe!!!!


Boss: Saya mesti balik ke KL nih. Sabtu pagi saya harus ke Melbourne, balik Selasa depan. Tolong kamu bookingkan saya ticket pesawat. Pesawat loh ya.

Kagak Boss.. gue mo manggil Naga aja buat terbangin elu. Cepet, gratis tapi sampek Melbourne lo mesti langsung kerokan Boss, ntar masuk angin berabe..

Boss: Pesen online saja ya. Beli yang paling murah.
Gue: Online? Bayarnya gimana?
Boss: Oh iya ya. Kamu punya debit card gak?
Gue: Enggak.
Boss: Credit card?
Gue: Enggak.
Boss: Debit card kantor?
Gue: Ya ada.
Boss: Waduh tapi jangan dipakai dong. Soalnya di sini saya sudah pakai banyak. Takut defisit loh.
Gue: Ya jadi bagaimana? Minta credit card bapak deh.
Boss: Eh jangan! jangan! (panik)
Gue: Ya jadi bagaimana. Bapak saja yang booking.
Boss: Ya udah kamu cariin aja harganya dulu.

So, gue cari harga fare pesawat dengan internet connection kantor yang alakazam lemot banget.

Boss: Lama amat sih?
Gue: Internet di kantor speednya ngalahin jet sih Pak.
Boss: Ya udah cepetan. Dapet gak?
Gue: Air asia aja yang paling murah ya. 1,780 ringgit return ticket.
Boss: Waduh! Itu kamu bilang murah? Mahal banget gitu kok!
Gue: Itu yang termurah.
Boss: Ah gak mau saya!
Gue: Ya jadi gimana dong?
Boss: Coba kamu langsung telpon Air Asia betul apa enggak harga segitu.
Gue: Pak, harga yang tertera di website itu fully updated dan langsung ke system mereka. Namanya aja online booking!

Boss: Ya kamu telpon dulu dong! Udah telpon belum? Kalo belum jangan ngomong!!

Males banget gak sih ngeladenin itu orang kepala tong aer! Gila kali gue telpon Air Asia cuman buat tanya pertanyaan estupido begituh! So gue gak telpon. after a while, gue telpon lagi si Boss.

Gue: Harga itu udah bener, Pak. Gak bohongan.
Boss: Yakin?
Gue: Yakin. Pasti. I am sure.
Boss: .......................
Gue: .......................
Boss: ....... ngapain sih kamu pake sebut berkali2 begitu?
Gue: Biar manteb kan.
Boss: Coba kamu telpon lagi, bilang dibuletin aja deh jadi 1,700 atau paling enggak 1,750 ringgit gitu. 1,780 sih kemahalan! Bilang ini bukan perjalanan bisnis kok. Cuman mengunjungi keluarga yang sakit, kasihan sendirian di Melbourne dan kita cuman orang miskin gitu.

Somehow, gue mengharap, dia ketangkep sama Yakuza Jepang supaya badannya ditattoo tulisan gede-gede: "AIRLINES IS NOT MANGGA DUA!"

*gila banget ga tuh si boss, kocak. Nawar ga nanggung2*

Boss pengen punya website. Gayanya tuh yg serba ribet kayak mau mengakuisisi Google aja.

Gue: Hehehe...
Boss: Loh kok cengar cengir? Saya serius. Saya mau punya website untuk perusahaan kita.
Gue: Yg bilang bapak main2 siapa?
Boss: Trus kenapa kamu plangas plenges?
Gue: Karenaaaa... Hehehehe....
Boss: Kenapa?
Gue: Telat banget sih Paaaaaaak! Hari gini baru mikir mau punya website! Warteg aja udah punya website sendiri!
Boss: Alah udahlah. Eh gini ya, ntar saya gak mau mereka ngejek kita. Jadi saya harus punya modal ilmu dikit tentang bikin website, biar gak dikibulin. Design website pake program apaan sih?
Gue: Banyak sih, Pak..
Boss: Salah satunya aja. Jangan banyak2. Ntar lidah saya kelipet.
Gue: Umm.. Macromedia Dreamweaver..
Boss: Apa tadi namanya?
Gue: Macromedia Dreamweaver.
Boss: Ok. Ok sip! Eh eh apa tadi?
Gue: Macro..
Boss: Tar tar.. Macro?
Gue: Media.
Boss: Media.
Gue: Dreamweaver.
Boss: Dreamweaver. Dream ya? Dreamweaver ya?
Gue: Iye *ngupil*
Boss: Ok ok.. Micromedia.
Gue: Bukan Micro. Tapi Macro. Macromedia Dreamweaver.
Boss: Iya. Macro ya.
Gue: Iya. Macromedia Dreamweaver.
Boss: Iya saya juga tauuuuuu! Gak usah dibilang berkali2! Saya gak begok!
Gue: *lempar upil ke Boss*

Akhirnya, terjadilah meeting maha penting untuk membuat website, dgn designer. Seperti biasa, bayangan dia sendiri di kaca aja sebel ama dia, apalagi orang lain.

Boss: Sebenarnya saya tidak perlu mengundang anda untuk mengerjakan website perusahaan saya.
Gue: ........ (apalagi nih merek kecapnya kali ini. Kecap cap Jenggo Gaya Kupu-Kupu kale)
Boss: Saya bisa buat sendiri. Bisa design sendiri. Tapi saya mau liat bagaimana kalian bisa menjual product saya melalui design kalian..

Jiaaaaaah.. Ampun dah! Trojan itu sejenis virus aja lu kagak tau... Ini ngecap bisa bikin website!

Designer: Yes website designing is actually not difficult. Everybody can. What application you use to design?
Boss: (dengan pede tingkat tinggi) Microwave Dreamweaver! It's the best!
Designer: Hah?! Microwave??
Boss: Yes. Microwave Dreamweaver.. Ya kan, Bu Kerani?

Gue -------> Pulangkan sajaaaa... Aku pada ibuku.. Atau ayahkuuu....

*hahaha... super sok tauk tapi super juga begonya. Boss, bener2 ngehibur banget deh!*

Udah ketagihan belum?! Mau lagi ga denger ceritanya? hehehehe

pada suatu ketika si Boss ngajakin anak buahnya meeting mendadak, katanya super urgent. Dia mau bikin pengumuman penting;


Boss: I want to buy a new factory. A biiiiiiiiig factory, bigger than this! Very nice place, good factory linked to the office for us.
Gue: You mean... we will shift to a new factory? (sumpe lo???)
Boss: Yessss!
Gue: ... Where? (masih gak percaya)
Boss: Errr... I don't know yet. Baru terpikir semalam.
Gue: Ooooh... jadi belum dibeli? Belum tau tempatnya di mana?
Boss: Ya belum-lah. Duitnya juga belum ada!


Semua peserta meeting --------> terjengkang!

Heran deh sama si Boss ini. Dia jadi manusia kok bisa ya ajaib banget. Masa mau pindah pabrik dia udah koar-koar, bikin heboh ngurus ini, ngurus itu. Sampe seret-seret pegawai buat nyari tanah. Lagaknya udah gede aja, nawar-nawar tanah. Taunya..


Gue: Kenapa, Pak? Kok sedih bener kelihatannya.
Boss: Saya sedih juga ninggalin tempat ini saat kita pindah nanti. Banyak kenangan.
Gue: Loh? Jadi toh pindahnya? Udah dapat duitnya?
Boss: Belum.
Gue: (hati yang limer kembali membeku) Ya, ngapain sedih kalo belum tentu pindah, Pak!
Boss: Ya, mengkhayal kan gak salah.. sentimen amat kamu.

Masih banyak cerita2 kocak lainnya. Ga cuma si boss, tapi istrinya si boss juga bikin kita nyengir, meskipun ga selebar nyengirnya kita ke si boss.


Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Monday, December 10, 2012

Ibuku Paling Cantik :p

Anak dan ibu lagi santai2 di atas tempat tidur, leyeh2 sambil nonton TV.
*lagi mindah2in channel TV, ada Avril Lavigne lagi nyanyi (yaeyalah nyanyi masa' nyinden :p)

Abrar : Cantik *sambil nunjuk ke TV*
Ibu : Cantikan mana sama ibu? *ibunya ga tauk diri* :p
Abrar : Itu *sambil nunjuk ke TV dan tidak berhenti ngeliat TV*
Ibu : *Masih penasaran* Cantikan mana sama ibu bang? *pasang wajah ngancem, di
depan muka Abrar*
Abrar : Itu *tetep pada pendiriannya,sambil nunjuk TV*

Coba ya bandingin, ini fotonya Avril Lavigne :


Nah yang ini foto ibunya Abrar :


atau foto yang ini *ubek2 foto, cari foto yang paling keren* :D

Ibu : Jadi... ayo gimana gimana?!? *masih over Pe-De*
Background : CAKEPAN AVRIL LAVIGNE LAAAH!! INI EMAK2 GA TAUK DIRI BANGET SIH!@!#$
*orang2 pada kesel baca postingan emak ga tauk diri grrr..*
Ibu : He.. he.. he.. *ketawa meringis malu*

Alhamdulillah, Abrar laki2 normal, tahu mana cewek yang cantik. Bener2 laki2 sejati :D Mudah2an sampe gede ya. *Ibunya mo siap2 luluran, biar ga kalah kinclong sama cewek2 yang nanti Abrar kenalin*

Background : Anaknya umur berapa?
Ibu : 3,5 tahun
Background : MASIH JAUH KALEEEE!!!! DASAR EMAK2 LEBAYY!!!
Ibu : .......... *matgay diam seribu bahasa*

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Saturday, December 8, 2012

Takigawa Restaurant - Ancol

I went to Ancol several times, and I saw this restaurant. My first impression, wow it's very beautiful place!. Now I have chance to eat at Takigawa Ancol. Overall, I love the location and the restaurant interior.We chose outdoor dining, sofa and facing sea with beautiful view. Feeling the wind blow, really relaxing. After eating many foods, I sat on sofa and closed my eyes. It felt good :)






I love this spot :) If you see Takigawa Restaurant in Ancol, it looks like a deck of ship. There are 2 decks at Takigawa Ancol.



Takigawa Restaurant's 2nd floor.


We sat at outdoor area. You can see colorful lights at night :)

Takigawa Ancol
Takigawa & Meat Bar on the boat Putri Duyung Cottage Jl Lodan Timur No 7 Jakarta 14430

Phone : 021-6451144
Fax : 021

Operational Hours :
Weekdays : 11:00 am - 22:00 pm
Weekends : 11:00 am - 11:00 pm

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Santai dengan Blazer

I was thinking that wearing blazer looked so formal, so neat and rigid. But now, I have different thoughts. Suddenly I like wearing blazer, but informal way, loose and relax. Like my today outfit, I go to my mom's Birthday (early) dinner at Takigawa Restaurant - Ancol (review for the restaurant will be at separate story). I wear dusty pink blazer, combine with white plain T-shirt and jeans.



Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Thursday, December 6, 2012

R.E.D


I want to be different.
If everyone is wearing black, I want to be wearing red.
- Maria Sharapova -


I love RED color.
RED makes me look brighter.
RED is color of roses.
I feel like flower, the brave one :)



Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way.../

Monday, December 3, 2012

How Starbucks Saved My Life: A Son of Privilege Learns to Live Like Everyone Else



“I had found with Starbucks a better reality … not based on external status symbols but on a real feeling of confidence and support and genuine affection and even admiration for and from the Partners and the Guests. And Crystal. Crystal and Starbucks had saved me. Saved me from my pursuit of empty symbols, but also my anxiety about a fear-filled superficial life that hadn’t been, in the end, helpful or even enjoyable for me.”

How Starbucks Saved My Life: A Son of Privilege Learns to Live Like Everyone Else
Author : Michael Gates Gill

Buku ini bercerita mengenai kisah nyata sang pengarang. Berisi tentang makna kehidupan, bagaimana dia struggle dalam menghadapi hidupnya yang sudah "hancur". Seseorang yang dia pikir memiliki segalanya, dari keluarga terpandang, orang tua kaya dan tidak pernah kekurangan. Rumah yang besar seperti istana, rumah peristirahatan di tepi danau, bersekolah di sekolah yang prestigious, lulus dan bekerja di perusahaan periklanan besar dan terkemuka. Meniti karir hingga ke puncak karir. Sampai pada akhirnya, sebuah pemberitahuan pemecatan dari juniornya di perusahaan, seorang wanita yang dia rekomendasikan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, dia harus bangkit dari keterpurukan. Ditambah lagi dengan penyakit yang divoniskan oleh dokter untuknya, serta perselingkuhannya dengan seorang wanita yang menghasilkan seorang anak laki2. Perceraiannya dengan istri yang bertahun2 mendampinginya dan telah memberikan 3 orang anak (2 perempuan dan 1 laki2). Namun, di dalam keterpurukannya itu dia menemukan secercah harapan, dari seorang wanita muda keturunan Afrika - Amerika bernama Crystal, tawaran yang tidak dia duga2 untuk bekerja di sebuah coffee shop Starbucks. Disinilah awal dari kebangkitan hidupnya.Ada banyak nilai2 yang dia dapat.

Sebagai seorang pria dari keluarga kalangan atas, yang selalu membatasi pergaulannya dengan sesama kalangan atas, sedikit rasis dan melihat orang2 keturunan afrika-amerika, dengan tatapan "tidak selevel". Sekarang dia ditolong oleh seseorang wanita dari keturunan Afrika- Amerika, dan bekerja di sebuah coffee shop yang terdiri dari anak2 muda dari berbagai macam ras dan golongan. Yang dulunya dia bekerja di level manajemen tinggi, yang bebas untuk memerintah, mengatur, menyuruh bawahannya untuk bekerja keras hingga lembur untuknya, namun sekarang dia harus rela untuk diatur dan bekerja dari bawah. Dia bekerja dari membersihkan kamar mandi, menyapu, mengepel, mengangkat sampah, mencuci piring dan gelas, hingga membuat kopi. Di usianya yang sudah tidak muda lagi (50 something), dia harus bekerja dengan anak2 muda yang masih energik dan kuat. Namun, setelah bekerja di sini, dia belajar banyak hal dan menemukan arti kebahagiaan.

Dulu, dia tidak punya waktu banyak untuk keluarga. Dia hanya tahu bekerja dan bekerja. Dia tidak tahu bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik. Bekerja sebagai bos, dia merasa berhak untuk menyuruh2 bawahannya, meminta ini itu dengan seenaknya. Namun setelah bekerja di Starbucks, dia merasa bahwa semua orang dari ras apapun, dari golongan apa pun berhak untuk mendapatkan perlakuan yang baik. Di sini semua orang, baik atasan maupun bawahan selalu berkata,"Mike, bolehkah kamu menolong aku", selalu berkata "Tolong" untuk melakukan suatu pekerjaan untuk dia. Atau berkata,"Mike, apakah kamu mau saya bantu untuk.." apabila melihat orang lain kesusahan dan ingin membantu. Selain itu, atasannya juga tidak segan2 untuk memberikan pujian, apabila dia melakukan pekerjaan dengan baik. Suasana tempat bekerja yang sangat kondusif, memberikan kebahagiaan tersendiri untuk dia, dimana dia tidak pernah mengalaminya di tempat kerjanya terdahulu. Selain itu, dia pun mulai menata kehidupannya, memperbaiki hubungannya dengan anak2nya, berusaha untuk menjadi ayah yang baik untuk mereka. Meskipun kini dia tinggal di apartemen kecil, dekat perlitasan rel kereta api yang ribut, namun apartemen kecilnya lebih membuatnya bahagia daripada rumah besarnya dengan mewah. Tanpa kita sadari, "Kebahagiaan itu sederhana, apabila kita mampu memaknainya".




Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Thursday, November 29, 2012

SEMINAR TETRALOGY : KETIKA ANAK KECANDUAN GAMES

"Anak saya tidak kecanduan games"

Apa iya?
*Mikir lagi*

"Saya rasa, anak saya tidak kecanduan games"

Hm...

Statement tersebut saya buat, sebelum saya tahu ilmunya dari ibu Elly Risman. Sebelum saya membaca dan mendengarkan seminar parenting yang dibawakan oleh ibu Elly Risman. Ternyata :

Untuk anak umur 3 - 5 tahun, waktu maksimal untuk bermain games yaitu : 10 menit.
Sedangkan Abrar *sambil ngitung pake jari tangan dan kaki" O'ow, sangat2 lebih dari itu.

Awalnya saya membelikan iPad untuk Abrar, karena ikut2an dengan sepupu2nya termasuk sepupunya Abrar yang tinggal 1 rumah. Sehingga saya membelikan Abrar iPad supaya mereka tidak rebutan. Alasan saya membelikan games untuk anak bukanlah alasan yang tepat menurut bu Elly.

"Terus, kalau sepupunya punya, anak kita harus punya gitu?"
"Kok jadi orang tua ga punya pendirian banget"

*jedeg, kepala gw kena palu rasanya* :(

Kenapa sih bermain games itu dibatasi?


Di mata itu ada lapisan yang bernama lutein *CMIIW*. Lapisan ini hanya dapat bertambah apabila dia terkena sinar matahari atau makan sayur-sayuran. Which is susyee bener ye hari gini anak2 disuruh makan sayur2an. Belum lagi anak2 sekarang jarang kena sinar matahari. plus mereka main games, yang sinar di komputer itu bisa mengikis si lutein.
*Alhamdulillah, ibunya Abrar udah sadar :D. Ipad-nya Abrar udah diumpetin :D*

Belum lagi, efek2 negatif lainnya. Seperti : anak jadi egois, maunya main sendiri, ga bersosialisasi, hidup dalam dunianya sendiri, dan lain-lain gara2 main games. Selain itu, banyak games yang mengandung unsur2 kekerasan, saling pukul, saling bunuh, senjata2 tajam, dan unsur2 sex.

Bukan berarti ga ada efek positifnya. Apabila kita sebagai orang tua selalu mendampingi anak dan memilihkan games yang baik dan sesuai untuk anak. Sebelum memilih games untuk anak, perlu diketahui :
- games-nya untuk anak2 umur berapa?
- Isi games-nya apa?

Kalau bisa, kita harus memainkannya terlebih dahulu, sebelum anak mencoba memainkan games tersebut.

Banyak kok games2 yang bermanfaat dan edukatif untuk anak. Seperti puzzle, cara berhitung, membaca, belajar bahasa Inggris, Arab, Cina, dll.

Selain itu, ada juga games2 yang mengajarkan anak untuk berfikir secara kritis, bagaimana mereka membuat sebuah kota, strategi2, membeli barang2, dll.

*Gw bukanlah gamer, jadi ga ngerti banyak tentang games.*

So, sekarang sebagai orang tua dari anak berumur 3.5 tahun, apa yang akan saya lakukan?

1. Tetap menyembunyikan iPad-nya Abrar
2. Meskipun begitu, dalam sebulan boleh deh Abrar main 1-3x (hanya sebentar yaa..)

"Kok main iPad-nya masih dibatasi bu? Kan gak apa2 kalo sehari 10 menit doang mah, sebulan 5 jam."

"Hm... setelah gw pikir2, kayaknya gw lebih sreg kalo anak itu mainnya lebih banyak motoriknya. Kalau dia mau belajar puzzle, angka, huruf, baca, ga harus lewat iPad. Bisa dengan barang peraga seperti : puzzle, huruf2, angka kayu. Atau pakai karpet angka, huruf. Dan pe-er buat gw,yaitu harus sering2 bacain buku. Anak gw harus berkeringat, makin bau keringatnya, makin bagus :D

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Anakku : Peniru Ulung

Kekuatan kata2 tidak lebih hebat daripada kekuatan perilaku. Anak lebih cepat meniru kebiasaan2 orang tuanya, daripada mendengarkan apa yang kita bilang ke mereka. Seperti Abrar, anak saya :)

Saya : Abrar, laptop ibu tolong taro di meja dong!
*Saya meminta anak saya untuk meletakkan laptop yang sudah selesai saya pakai di atas tempat tidur"
Abrar Berfikir sebentar lalu bicara :
Abrar : Itu laptop siapa?
Saya : Ibu
Abrar : Siapa yang pake?
Saya : Ibu
Abrar : Ibu dong yang taro di meja.

Perkataan anak saya sama persis seperti ketika saya meminta dia untuk membereskan mainan2nya.

InshaALLAH saya dapat memberikan tauladan yang baik pada anak saya, dan mudah2an tidak ada perbuatan dan perkataan saya yang diluar kendali atau secara sengaja saya ucapkan yang akan menjadi bumerang buat saya. Saya ingin mendidik anak saya dengan baik, karena pembentukan karakter, kepribadian, otaknya, itu semua bergantung pada orang tuanya. Bukan karena guru2nya, atau pengasuhnya, bukan pula karena neneknya. Saya sebagai ibunya, harus mampu membuat Abrar menjadi anak yang soleh, kuat, pintar, baik dan benar. Bismillah, menjadi orang tua bukan pekerjaan yang mudah. Ini adalah tanggung jawab saya yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan TUHAN. Bismillaah... :)

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Sunday, November 18, 2012

REKSADANA (Resiko yang terburuk)

Resiko terburuk yang munkin terjadi apabila kita meng-investasikan dana kita di reksadana (menurut : Andreas Hartono dalam buku : Nasibmu di Dompetmu)




1. Bank agen penjual reksadana bangkrut
Maka : uang anda relatif aman karena telah dijamin oleh pemerintah dan hal ini sama persis dengan anda menabung di bank umum. Uang di bank agen penjual reksadana sifatnya hanya sesaat karena uang akan langsung ditransfer kembali ke bank kustodian

2. Manajer investasi bangkrut/ kabur
Maka : uang anda tetap aman karena uang anda secara fisik tidak dipegang oleh manajer investasi

3. Bank Kustodian bangkrut
Maka : kemungkinan relatif sangat kecil, karena bank kustodian adalah bank dengan skala yang sangat besar, dan diakui kesehatannya oleh pemerintah. Posisi uang anda di bank kustodian hanya sementara, karena pada hari ini anda melakukan transaksi pembeialn reksadana maka manajer investasi akan menjalankannya dalam waktu 1 - 3 hari kerja.

4. Broker atau perusahaan sekuritas bangkurt
Maka : kemungkinannya relatif kecil, karena perusahaan sekuritas ini diawasi dengan sangat ketat oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM&LK) dan uang anda di sini pun hanya sesaat karena akan langsung dilakukan transaksi pebelian saham

5. Salah satu perusahaan go public bangkrut
Maka : uang kita juga relatif aman dan resiko terburuk adalah nilai unit yang kita beli menjadi menurun. Tetapi dalam hal ini Manajer Investasi tidak akan meletakkan uang kita hanya pada satu perusahaan go public saja sesuai prinsip investasi yang tidak direkomendasikan menempatkan dana hanya satu tempat saja

6. Semua perusahaan go public bangkrut
Maka : kita juga ikutan bangkrut bersama 1 negara Indonesia, berarti kita miskin bersama-sama seluruh rakyat Indonesia

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Monday, November 12, 2012

Saturday, November 10, 2012

Pasir Perawan Beach - Pari Island









Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Islands Hop In

Alhamdulillah, I have changed to visit some islands in thousands islands.
We visited Pramuka, Gosong Air, Pari and onrust island.
This year our division chose islands hop in for outing.
I arranged and Alhamdulillah everyone was enjoy the trip.

The outing was held on November 10, 2012. We not only went to islands, but also snorkeling, seeing sea turtle, shark and kerapu conservations. Not only that, on the way home, we also visited Onrust Island as Arkeolog island.




Gosong Air Island (Pocari Sweat's shooting venue)



I was on my period, so I wasn't snorkeling like my other friends :( But, since the water is so pure, so we can see terumbu karang below the sea. It's beautiful! And sometimes, little fishes came with beautiful colors, Subhanallahu :)



Little house on sea, it's beautiful!


Mangrove conservation


Pasir Perawan Beach on Pari Island. It's so beautiful. I will upload photos on this beach in different post



I was pose at Onrust Island

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Wednesday, October 31, 2012

ME TIME

Punya anak dan suami, mengubah status gw yang dulunya lajang, menjadi seorang istri sekaligus ibu. Status baru ini mengubah hidup gw. Awalnya gw ga menyadari, tapi lama-kelamaan "OH BEGINI TOH RASANYA JADI ISTRI DAN IBU".

Jadi perubahan apa aja sih yang gw alami?

1. Jadi Kuper
Ini yang kerasa banget sama gw. Gw dari jaman kuliah, ada temen gw yang kasi julukan "Anak Gaul Sejagad Raya" Meskipun, sebenernya sih gw ga gitu2 banget :D. Tiap hari, pulang kuliah pasti kelayapan. Pulangnya malem atau menjelang Subuh (jam 3an). Seminggu 3x yang namanya Cafe2 di Bandung pasti kita sambangin. Jaman gw kuliah dulu yang paling nge-heitz itu Fame Cafe. Inget dulu gw sama temen2 gw, rame2 ke Cafe, trs pulangnya nongkrong dulu di Roti Bakar Dwilingga yang masih buka sampai Subuh. Kegiatan hang-out gw ini terus berlanjut sampai gw kerja. Kayaknya kalo pulang cepet, malu sama pintu rumah. Ga betah banget di rumah.

Sekarang?
Walaah.. kayaknya kalo pulang kerja ga langsung pulang, rasanya gimana gitu. Pengennya di rumah, main sama Abrar. Ga ada lagi deh nongkrong2 sama temen, meskipun cuma sekedar ngupi2 cantik di Coffee Shop. Mendingan pulang ke rumah, terus meluk Abrar.

2. Jadi Pelit sama Diri Sendiri
Kalo jaman dulu nih, yang namanya ke mol liat butik2 itu hukumnya fardhu, alias harus :) Apalagi kalo ada SALE. Walaah.. langsung dong belanja, meskipun harganya juga tetep mahal ya. Terus, tiap hari ada aja sepatu, tas, baju, pernak-pernik yang dibeli untuk diri sendiri. Yaa.. namanya juga masih gadis pengennya tampil cihuy. Selain itu, yang namanya salon tiap minggu didatengin. Bareng temen2 gw, pagi2 belum mandi udah ke salon (mandinya di salon). Di salon,seharian deh perawatan, dari lulur, creambath, manicure, pedicure. Terus warnain rambut, lurusin rambut, keritingin rambut, bleaching, hayaah.. banyak bener :D

Sekarang?
Belanja ke mol? ga lagi deh, cukup di Pasar atau ITC. Kalo ke mol, belanja buat keperluan anak aja, baju, sepatu, semua2nya untuk anak. Gak apa2 deh ngeluarin duit banyak utk anak, ga pake mikir dua kali. Ada barang cakep untuk anak, beliin. Nah kalo untuk diri sendiri, caelaaah... cari baju yang 50ribu-an aja deh, kalo bisa dibawah 50 ribu *merki amat ya*. Ga ada lagi deh, belanja2 sepatu, tas, baju tiap hari. Apalagi ke salon. Ya ampunn.. udah ga pernah. Suka sedih liat kakiku dan tanganku yang sudah lama tidak di-manicure. Rambut potong pendek aja deh, biar ga ribet dan hemat sampo. Sebenernya pengen sih ke salon, mempercantik diri. Tapi kalo inget berarti waktu main sama Abrar juga berkurang, kayaknya ga rela banget deh :(

3. Sering browsing2 internet tentang anak,kesehatan dan ikut seminar parenting
Kalau dulu mana pernah kepikiran untuk browsing2 internet tentang anak, kesehatan + ikut2 seminar parenting. Mana pernah mikirin kalo yang namanya ASI itu bagus untuk anak. Mana pernah peduli kalo Antibiotik itu ga selalu dikasi untuk mengatasi penyakit. Mana pernah tauk kalo yang namanya seminar parenting itu berguna untuk mendidik anak. Sekarang, semuanya sudah berbeda.

4. Belajar Menabung dan Investasi
Jaman dulu, yang namanya uang itu harus habis. Gaji sebulan pastinya ga berbekas. Tapi sekarang, beda ceritanya. Harus bisa menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk biaya anak. Yang paling utama biaya pendidikannya.

5. Kerja Keras
Kalau dulu, ga pernah kepikiran untuk capek2 jualan, buat cari uang. Sekarang, punya ol shop, jual apa yg bisa dijual :D kecil2an sih, tapi ya lumayanlah. Meskipun capek, tapi kalau inget anak. Semangat lagi. Disela2 pekerjaan kantor, terus jualan. Kalau dulu, mana kepikiran sih mau capek2 kerja. Dulu yang penting kerja terus sore sampai pagi seneng2.

6.Jadi ga Egois lagi
Kalau dulu, apa2 ngikutin maunya gw sendiri. Kalau sekarang, udah ada yang ngatur suami dan anak. Harus berbagi, mengalah, dan banyak bersabar. Nonton TV, kalau ada suami, nontonnya acara kesukaan suami. Kalau suami ga ada, Abrar yang memonopoli TV, maunya nonton Transformer seharian *tepok jidat*. Itu bagian kecil dari kegiatan sehari2. Sekarang kalau apa2, yang dipikirin untuk kepentingan anak dulu, untuk ibunya nanti aja.

Yang pasti, waktu "ME TIME" untuk gw juga otomatis berkurang banyak. Waktu "ME TIME" gw adalah waktu di kantor, dan itu juga sebenernya bukan "ME TIME" yang sesungguhnya,karena gw kan harus kerja, ngelayanin customer, bos dan kerjaan administratif lainnya. Tapi, gw merasa bahagia dengan keadaan gw sekarang. Banyak ibu yang ingin melewatkan "ME TIME"-nya dengan teman2 wanitanya, jalan2, holiday bareng temen2 wanitanya, atau kupi2 cantik di coffe shop bareng temen2 wanitanya, hang out, cafe, lounge, dll. Tapi untuk gw, "ME TIME" gw adalah ketika gw melewati hari2 gw bersama anak gw, main sama anak gw, jalan2 ke mol bareng anak gw, minum HOP HOP bareng anak gw, ke playground nemenin dia main, atau jalan2 bareng anak. Dan "ME TIME" gw akan lebih lengkap apabila gw melewatinya bersama anak dan suami. Berarti bukan "ME TIME" ya? hehehe...

Waktu pacaran dengan suami, juga akan lebih nikmat kalau dinikmati bertiga dengan anak. Dulu gw sempet kepikiran nyuri2 waktu pergi berduaan aja sama suami. Malem2, anak tidur kita ke KFC deket rumah yang 24 Hours. Sampai sana, suami sudah nyuruh cepet2 belinya dan di take away aja, soalnya inget anak di rumah. Padahal di rumah ada orang tua loh, Abrarnya juga lagi tidur dan kita udah nitipin Abrar ke nyokap. Tapi ya itu lagi, Anak buat kita sumber kebahagiaan, motivator kita, sebagai alarm yang mengingatkan kita untuk "tidak macem2". Gw dan suami yang dulunya tukang main, berubah jadi dua orang ibu bapak kuno kuper dan seperti ibu bapak kita dulu. Oh, begini toh rasanya jadi orang tua :)

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

Wednesday, October 24, 2012