Abrar sekarang sudah 3.5 tahun, tidak terasa di awal April nanti umurnya 4 tahun. Alhamdulillah, sudah sebulan ini dia tidur sendiri di kamarnya sendiri. Saya memang sudah berencana untuk mengajarkan Abrar tidur di kamar sendiri, terpisah dari orang tuanya. Alasannya, ya.. memang sudah sepatutnya anak tidur terpisah dari orang tuanya. Banyak alasannya, selain melatih keberanian, kemandirian, dan juga untuk menghindari anak mengetahui aktivitas malam orang tuanya *tidak usah diperjelas ya, udah ngerti semua kan ya* :). Selain itu dalam islam, juga ada hadist yang mengatur anak untuk tidur terpisah dari orang tuanya.
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka bila enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun. Dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka.” (HR. Ahmad dan dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 5744: “Hadits ini hasan.”)
Saya juga tidak mau memaksa anak untuk tidur sendiri. Oleh karena itu, saya mengatur trik yang saya buat sendiri.
Pertama : Berikan pengertian pada anak, bahwa Abrar sudah besar, dan sudah waktunya untuk tidur di kamar sendiri
Dari awal saya sudah memberikan pengertian pada Abrar, kalau dia sudah besar dan sudah waktunya untuk tidur di kamar sendiri. Saya berusaha menempatkan anak saya sebagai seseorang yang dapat bertukar pikiran, mempunyai akal, fikiran serta teman komunikasi. Dari awal dia masih bayi, saya sering berbicara dengan Abrar. Contoh : Ketika saya dan Abrar akan jalan2 ke Singapura (hanya kita berdua) naik pesawat Air Asia yang sempit, untuk pertama kalinya, waktu umurnya 8 atau 9 bulan. Setiap malam saya berbicara padanya,"Abrar, anak pintar. Nanti kita jalan2 ke Singapura, naik pesawat berdua aja. Abrar yang pintar ya. Di Singapura juga pintar, makan pintar, sehat yaa sayang. bla..bla.. bla..". Dan Alhamdulillah, selama perjalanan Abrar tidak rewel, makannya juga gampang, sehat dan pintar. Begitu juga ketika saya berusaha untuk memberhentikan kebiasaan Abrar untuk menyusu di umurnya yang 2.5 tahun. Saya memberikan pengertian pada dia, kalau Abrar sudah besar, yang menyusu itu baby. Abrar anak yang pintar, sudah besar, minum susunya di gelas. Hal2 seperti itu. Mungkin prosesnya agak lama, dan kita juga harus terus-menerus memberikan pengertian dan harus sekonsekuen mungkin menerapkannya. Tapi, buat saya itu lebih baik, daripada harus membohongi anak atau memberikan brotowali, minyak kayu putih, betadien,dll di pay*d*ra ibunya.
Kedua : saya buat kamar anak yang senyaman mungkin dan mengakomodir kebutuhannya.
Kamar anak saya juga tidak jauh dari kamar saya, dan kebetulan di sebelah kamar saya ada kamar kosong. Dan Alhamdulillah ada connecting door-nya juga. Pertama2, saya minta tukang untuk mengecat ulang kamar tersebut. Karena Abrar laki2, maka saya minta tukang mengecat kamar anak warna biru muda. Sediakan TV, DVD, dan pindahin mainan2nya ke kamar anak. Beli seprei baru yang senada dengan warna cat kamar, sesuai dengan tema kamar anak. Pe-er saya untuk beli curtain baru *tunggu ya nabung dulu*.
Ketiga : Buat Abrar merasa memiliki kamarnya, merasa kenyamanan dan merasa kalau kamarnya bagus
Dari awal kamarnya di-cat, saya bilang sama Abrar,"Abrar ini kamar anak, untuk Abrar tidur". Setelah kamarnya di-cat berwarna biru muda, saya bilang lagi sama dia,"Abrar, kamarnya sudah bagus. waaah.. bagus sekali ya, warnanya biru". Lalu ketika seprei baru sudah dipasang yang sesuai dengan warna cat kamarnya,"Abrar, bagus banget deh sepreinya. Cobain deh sayang, enak lagi". Apalagi ketika mainannya sudah dibawa ke kamar baru, dia bisa bermain dengan mainannya, nonton TV lewat DVD player. Anak menjadi senang, dia merasa memiliki kamarnya sendiri, nyaman di dalamnya dan merasa kalau kamarnya itu paling bagus.
Alhamdulillah, proses Abrar untuk pindah tidur di kamar anak juga tidak sulit. Malahan dia sendiri yang ingin tidur di sana. Dari awal kamar tersebut jadi, dia yang minta untuk tidur di sana. Sampai hari ini, sudah sebulan, dan dia selalu ingin tidur di kamarnya sendiri.
Saya sebagai ibunya merasa bangga, karena keinginannya sudah tercapai :) Tapi sedih jugaaa.. hikss.. Biasanya tidur bareng si krucil, sekarang tidurnya beda kamar. Biasanya bisa peluk2, cium2 Abrar sambil tidur, sekarang meluk guling. Hikss... rasanya masih berat, meskipun sudah sebulan. Walhasil, anaknya tidur nyenyak, ibunya insomnia susah tidur, baru bisa tidur tengah malam. Tapi sebagai ibu, harus konsekuen. Toh demi kebaikan si anak itu juga. Huaa... mudah2an ibunya kuat ya, dan bisa terbiasa dengan keadaan ini. Abrar, anak hebat!
Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...
No comments:
Post a Comment