Judulnya,"Tersesat". Jadi buku ini cerita tentang seorang anak, namanya Alvin, yang ikut ibunya ke pertokoan, untuk membeli baju. Sebelumnya ibunya pun berpesan pada Alvin untuk tidak jauh2 dari ibunya. Namun anaknya lama2 bosan, dan pergi ke toko mainan tanpa sepengetahuan ibunya. Akhirnya ibu dan anak itu saling cari2an. Pada saat anak kehilangan ibunya itu, ada perkataan Alvin yang sedikit gw dramatisir :
Alvin: Bagaimana kalau nanti ada orang jahat? Bagaimana kalau aku tidak bisa ketemu ibu lagi?
versi gw :
Alvin : Bagaimana kalau ada orang jahat? Bagaimana kalau ada yang culik aku? Bagaimana kalo nanti aku diculik, disuruh kerja, ga boleh makan, ga dikasih mainan, disuruh kerja di lampu merah. Ga bisa tidur di kasur, ga bisa ketemu ibu lagi? bla bla bla..
dengan suara lirih, diakhiri dengan "hiks..hiks..hiks.." kesedihan yang mendalam
Akhir cerita, anak dan ibu itu bisa berketemu kembali. Alvin pernah diberi tahu oleh ayahnya, kalau tersesat dia harus mencari petugas keamanan dan menuju ke pusat informasi. Setelah pusat informasi meng-informasikan-nya melalui pengeras suara, ibunya pun dapat bertemu dengan Alvin. Ibu memeluk Alvin, dan dia memberikan Alvin hadiah mobil2an karena sudah bertindak pintar, dengan mencari petugas keamanan, namun dia juga mendapatkan hukuman karena tidak mendengarkan pesan ibu untuk tidak jauh2 dari ibunya, dengan hukuman tidak boleh main bola bersama teman2nya selama seminggu. Menurut gw, endingnya bagus dan ibunya sangat bijaksana.
Setelah selesai dibacain buku itu, Abrar bilang,"Ibu, ibu jangan jauh2 ya sama Abrar". Dijawab ibu,"Iya Brar, Abrar juga jangan jauh2 ya, nanti ibu ga bisa ketemu Abrar lagi.". Terus kita berpelukan, dan Abrar pun nangis tersedu2 *anak gw sometimes agak lebay, kayaknya nurun dari ibunya*. Keesokan harinya, kita jalan2 ke mol, Alhamdulillah Abrar stay tune deket2 ibunya.
Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...
No comments:
Post a Comment