Life is a fairy tale.
Like princess found her prince charming.
They have two children, a boy and a girl.
Their son is very handsome,
and their daughter is very beautiful.
They live at the castle with big yard and playground.
They have many helpers: gardeners, butchers, maids, chef,drivers, etc.
Everyone love them.
They can have anything they want.
And they live happy ever after.
Pernah ga sih kita berfikir kalo, "Wah hidup dia enak banget ya!. Punya suami, cakep, tajir, sayang istri dan keluarga. Istrinya cantik, sexy, langsing dan sangat dicintai suami serta anak2nya. Anak2nya cantik, ganteng, pinter dan baik pula." Hm.. gw sih pernah ya,
agak2 iri sama temen gw. Suaminya direktur perusahaan asing, hidup makmur berkelebihan malah. Udah gitu suaminya cakep, sayang istri dan anak2nya. Sering gw ngeliat status2 suaminya yang menunjukkan perasaan cintanya pada istrinya, belum lagi foto2 istrinya dan anak2nya yang memenuhi ruang social medianya. Istrinya, wanita ideal. Seorang wanita cantik, sexy, langsing, pintar, bisa masak, bikin kue dan mengurus anak2. Anak2nya, cantik, ganteng dan pintar. Juara kelas, juara ini itu, dan selalu saling menyayangi antara adik-kakaknya. Awalnya gw iri sama kehidupan mereka. Mereka seperti hidup di cerita2 dongeng. Tapi itu dulu, sekarang gw merasa beruntung sekali dengan kehidupan gw. Bukan karena apa yang gw mau bisa terwujud, tapi gw merasa hidup itu sebuah proses yang harus dimaknai dan dipetik hikmah-nya. Kok kesannya sok wise banget ya :D gini nih ceritanya :
Fact : Kehidupan gw sekarang dengan dulu berbeda. Dulu orang tua gw sangat mampu. Apa yang gw mau InshaALLAH dituruti. Belanja di mol, beli baju2 bermerk, sepatu ga mau tuh BATA, maunya NIKE, ADIDAS, ELLYSE (masih ada ga sih merk ini). Celana jeans gw semuanya LEVIS, ga level deh tuh TIRA, atau merk abal2 yang beli di ITC. Liburan ke luar negeri, Eropa, Amerika, mobil juga keluaran terbaru dong. Secara bokap gw tiap taon even setaon 2x ganti mobil. Ada mobil terbaru keluar, langsung beli. Berbeda dengan kehidupan gw yang dulu, sekarang belanja cukup di pasar atau ITC, sepatu abal2 pun jadi yang penting keren. Baju, celana, tas, yang murah aja deh. Liburan jauh2 ke Eropa, Amrik, tunggu ya, mau yang deket2 aja susah euy :D.
Tapi gw merasa happy dengan kehidupan gw sekarang. Ada banyak pelajaran hidup yang gw dapat. Kalau dulu gw bergaul sama orang lain, mikir,"Dia temenan sama gw karena gw bawa mobil atau gimana ya?. Dia itu suka sama gw karena materi atau gimana ya?". Kalau sekarang, gw ga bingung lagi. Well, kalo emang dia ga mau bertemen sama gw berarti dia ga bisa nerima gw apa adanya. Gw lebih tauk mana yang temen sejati mana yang enggak. Gw juga bisa lebih ngertiin posisi orang lain, dan lebih bersyukur dengan apa yang gw miliki. Kalau dulu karena ngerasa segala sesuatu itu mudah, gampang didapat, hidup nyaman, fasilitas berlimpah, gw jadi tidak "peka" pada sekitar.
Fact : Semua yang gw inginkan bisa langsung terkabul. Gw pengen banget pindah kerja, udah banyak kertas2 lamaran yang gw kirim. Udah nanya sana-sini, udah subscribe segala jobsdb, lionsjob, kompas karir, dll. Udah titip lamaran ke temen2 gw. Padahal IPK gw juga bagus, yaa.. 3 koma lumayan kan ya :D. Udah gitu kuliah sampe 3x di universitas2 yang bagus juga. Tapi emang belum rezeki ya. Jadi belum dapet aja.
Tapi itu dia, hidup itu proses. Dengan proses yang sulit, InshaALLAH gw lebih menghargai apa yang gw dapat. Bila nanti gw dapet pekerjaan baru, InshaALLAh kerjaan itu lebih baik. Gw jg belajar untuk lebih bersabar dan terus berusaha. Yang namanya sabar itu ga ada limitation-nya. Dan banyak hikmah yang gw dapet juga. Contohnya nih, suami gw lagi butuh modal segar untuk perluasan usahanya. Kalau pinjam ke bank, bunganya minimal 24% setahun. Alhamdulillah gw masih kerja di kantor gw sekarang, gw bisa pinjam uang dengan bunga hanya 3.5% / tahun. Uangnya keluar juga cepet, ga perlu nunggu terlalu lama jadi bisa langsung dipakai untuk modal usaha suami. Selain itu gw juga nanya2 kerjaan ke temen2 gw, InshaALLAH itu jadi meningkatkan silaturahmi. Kalau ga karena nanya lowongan kerjaan, belum tentu kan BBM-an, SMS-an atau telpon :D
Fact : Suami gw bukan direktur perusahaan asing. Dia seorang wiraswasta, pemilik tunggal, CEO usaha kecil2annya :D. Pastinya uangnya ga sebanyak suaminya temen gw itu. Dan yang namanya usaha sendiri, apalagi usaha kecil2an, pastinya uangnya juga ga pasti. Kalo banyak user-nya, Alhamdulillah uangnya ada agak banyak masuk. Tapi kalo lagi sepi user, yaa... agak pusing juga. Kebutuhan banyak tapi pemasukan tidak sebanding.
Tapi InshaALLAH gw selalu mendukung sepak terjang usaha suami gw. Selama dia mau berusaha dan bertanggung jawab untuk keluarga. Lagian, banyak kok orang yang jadi pegawai, kerja dengan orang lain ga bahagia. Siapa sih yang seneng kalo kerja diatur2 sama orang lain, harus begini, begitu. Sabtu Minggu waktunya bareng keluarga ditelpon kantor suruh masuk, disuruh meeting. Kalau usaha sendiri, kita bebas nentuin ritme kerja kita. Dengan konsekuensi kalau elo kerjanya santai2, ya uangnya juga sedikit. Tapi kalo elo kerjanya lebih giat, InshaALLAH hasilnya juga lebih banyak. Selain itu juga bikin kita lebih kreatif. Yang namanya usaha, pastinya ada jatuh bangun. Tapi waktu jatuh itu, otak kita jadi berfikir lebih keras lagi,"Hm.. gimana ya caranya supaya nih usaha bisa naik lagi?". Alhamdulillah, meskipun hasilnya tidak sebesar suaminya temen gw yang direktur itu, tapi suami gw bahagia. Karena dia melakukan pekerjaan yang sesuai dengan hati nuraninya, dan dapat melakukan apa yang dia mau utk mengurus usahanya. Sebagai istri, gw juga ikut bahagia dong kalo suami bahagia :) InshaALLAH support selalu *hugs*. Mudah2an usaha suami gw juga tambah berkembang ya, karena kata orang nih,"Usaha yang baik itu harus didukung oleh suami/istri.".
Alhamdulillah, untuk masalah anak gw sudah sangat-sangat bersyukur. Abrar, menurut gw, sangat pintar, baik, sayang sama orang tua dan keluarga, anak yang selalu bisa dibanggakan dan secara fisik juga sangat ganteng. Sori ya ini penilaian yang sangat2 subjektif, menurut ibunya sendiri :).
Jadi, ga ada deh alasan untuk iri sama kehidupan orang lain. Mungkin orang lain bergelimpang harta, tapi coba kalo kita yang berada di posisi mereka, apakah kita akan bahagia? Atau orang lain bisa jalan2 ke luar negeri, ke Eropa, Amerika, tiap bulan. Sedangkan kita jalan2 domestik aja di dalam negeri. Tapi ngerasa lebih nyaman karena bareng keluarga, ketemu temen2 yang menyenangkan. Mungkin kita tinggal di rumah yang kecil, tipe 4L (Loe Lagi Loe Lagi). Bayangin orang lain yang tinggal di rumah seperti kerajaan, punya 100 kamar, 100 kamar mandi (lebay), repot ga sih, ga bisa ketemu ibu,bapak atau anaknya. Lah, kamarnya jauh2an hehehe...
Hidup itu terus berjalan. Tanpa kita sadari, hey it's been 10 years now. Banyak hal yang sudah dilalui. Kalau hidup tidak kita jalani dengan sepenuh hati, dengan rasa syukur dan keikhlasan, tanpa kita sadari hidup yang sudah kita lalui itu tidak meninggalkan kesan apa2, flat aja seperti sebuah iklan r*k*k (life is never flat!). Jadi awali dengan Alhamdulillah, bangun pagi2, mulai bersyukur,"Alhamdulillah masih diberi kehidupan, masih sehat, masih bisa melihat anak yang lagi tidur pulas". Berangkat kerja, di bis penuh sesak, "Alhamdulillah, masih bisa ber-sesak2an dengan orang lain. Coba bayangin kalo ga ada orang, sepi kayak di kuburan. hiiyyy...". Kerjaan banyak, tapi gaji kecil. Tetep bersyukur,"Alhamdulillah, masih ada yang memerlukan jasa gw untuk kerja + dikasi kerjaan banyak, berarti kerjaan gw bagus. Gajinya kecil, ya gak apa2, masih mending digaji daripada kerja rodi ga dibayar :D". Sampai nanti malam tiba, sebelum tidur pun tetep bersyukur,"Alhamdulilah, masih bisa tidur. Kebayang orang yang ga bisa tidur :D".
Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...