Tuesday, March 29, 2011

Resensi Buku : Untuk Indonesia Yang Kuat, 100 Langkah Untuk Tidak Miskin (Ligwina Hananto)


Buku : Untuk Indonesia Yang Kuat, 100 Langkah Untuk Tidak Miskin, merupakan buku hasil karya dari Ligwina Hananto yaitu seorang financial planner dari QM Financial. Selain itu, beliau sering menjadi pembicara di radio-radio, seperti HardRock (86.7) dan Cosmopolitan FM (90.4). Buku ini sendiri merupakan best seller yang telah dicetak hinggal 3 (tiga) kali. Saya sudah banyak mendengar nama Ligwina Hananto, dari bloggers, jejaring sosial seperti facebook dan twitter, radio, bahkan di televisi. Saya tertarik untuk membeli buku tersebut, karena jujur saya sering mengeluh,betapa gaji saya tidak cukup, masalah utang, masalah biaya pendidikan yang semakin membuncang tinggi, namun saya juga butuh liburan, tapi tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa menyediakan dana liburan. Saya juga tidak belum dapat menyisihkan uang untuk tabungan masa depan, pensiun, dana kesehatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, saya sisihkan sedikit uang untuk membeli buku ini, sebagai panduan untuk merencanakan keuangan. Buku ini sebagai investasi awal saya :)

"Golongan menengah artinya golongan yang berdaya. Kita punya mata pencarian dan mampu makan tiga kali sehari. Kita punya atap di atas kepala. Mungkin rumah kontrakan, mungkin rumah orang tua, mungkin juga sudah jadi rumah sendiri" (Ligwina Hananto)

Ok, berarti saya masuk 1 di antaranya :)

Checklist : Golongan Menengah Yang Kuat
1. Credit History yang Sehat
2. Punya Dana Darurat
3. Punya Rumah Sendiri
4. Punya Proteksi
5. Berinvestasi Reguler di Reksadana
6. Percaya Pada Pasar Modal Negeri Sendiri
7. Turut Serta Menggerakkan Ekonomi Negeri Sendiri

*Waddduuuh...!!!! berarti saya baru menjadi golong menengah, tapi belum kuat :(*

Lanjut lagi, menurut buku ini : "Golongan Menengah yang kuat seharusnya memenuhi paling tidak dua tujuan finansial penting : dana pensiun dan dana pendidikan.

*Bernafas agak lega, karena saya punya tabungan untuk hal tersebut di atas*

Tujuan Financial adalah : dana darurat, proteksi, dana pendidikan, dana pensiun, dan dana rumah. Tujuan Financial juga harus memiliki nilai, yang dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan biaya setiap tahunnya, Nilai Masa Depan (Future Value)


*Kembali sesak nafas, karena kalau dihitung tabungan untuk dana pensiun dan dana pendidikan di masa yang akan datang tidak dapat mencukupi kebutuhan di masa akan datang tersebut*

Orang Kesulitan mengelola penghasilannya karena ada dua pengeluaran : cicilan utang dan pengeluaran pribadi. Atur cicilan utang agar selalu berada di bawah 30% dari penghasilan bulanan. Atur kemampuan menabung dan berinvestasi adalah antara 10% dan 30% dari penghasilan bulanan.



*huaaa... mau nangis :(( gimana bisa?? setiap akhir bulan udah langsung abis. (ga usah nunggu abis bulan, terkadang juga udah abis)*

Jika pola menabung Anda gagal terus menerus, anda perlu melakukan "Switch" yaitu perubahan pola berfikir. Jika selama ini ada menunggu ada sisa uang untuk bisa menabung.Jika sudah menandatangani komitmen untuk menyisihkan setiap bulan, kenapa tidak Anda potong saja penghasilan di depan?

*well, ok I'll try next month :)*

Tujuan Financial dibagi 3 (tiga)yaitu :
1. Tujuan Financial Jangka Pendek (3-5 Tahun)
2. Tujuan Financial Jangka Menengah (5-10 Tahun)
3. Tujuan Financial Jangka Panjang (10 - 15 Tahun) dan di atas 15 Tahun

Di buku ini, Ligwina menyarankan investasi dengan reksadana. Untuk jangka pendek dengan reksadana pasar uang ( reksadana yang terproteksi, memiliki hasil investasi yang cukup baik. Risknya juga lebih kecil) Atau tidak berinvestasi, dan mengamankan saja total nilai tujuan financial dengan produk deposito,emas/ dinar atau tabungan saja.Sedangkan untuk tujuan financial jangka menengah dengan cara investasi rata-rata 10% per-tahun yaitu dengan reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran konservatif.Untuk finansial jangka panjang yaitu target investasi 15% per tahun dengan reksadana campuran moderat dan reksadana campuran agresif. Dan terakhir untuk tujuan finansial jangka panjang di atas 15 tahun, target hasil investasi rata-rata 25% per tahun, dengan reksadana saham.

Tahap berikutnya adalah rencana keuangan lanjut.Pada tahap ini kita perlu mengimbangi rencana keuangan dengan pencapaian aset aktif. Aset aktif bisa berupa : bisnis, properti atau surat berharga

*untuk tahap ini, biarlah suami saya yang mengurusnya :)*

No comments:

Post a Comment