Thursday, May 10, 2012

Why Daycare?

Ketika orang tua diberikan anugerah oleh TUHAN untuk mempunyai seorang anak, itu bukanlah tugas yang sederhana. Lebih dari itu, ini adalah tugas yang sangat berat, dengan tanggung jawab yang besar pula, namun merupakan tugas yang mulia. Begitu juga dengan saya dan suami. Ketika ALLAH meng-anugerahi kami seorang bayi laki2 yang Alhamdulillah sehat dan lucu, kehidupan kita berubah hinggal 180 derajat. Di sini ada tanggung jawab, tugas yang harus kami emban bersama, namun lebih dari itu, anak merupakan sumber kebahagiaan bagi kami berdua. Kami tidak bisa membayangkan bagaimana hidup kami bila tanpa kehadiran "dia". Oleh karena itu, kami berusaha untuk memberikan yang terbaik sebisa mungkin untuk anak ini. Menurut kami yang terbaik, belum tentu yang terbaik menurut orang tua lainnya. Begitu pun dalam hal pengasuhan anak, mendidik, membesarkan dan menanamkan nilai2 kehidupan.

Ketika Abrar berumur 2,5 tahun, sudah berganti 9 orang nanny. Sebagai orang tua, sebenarnya berat untuk saya memberikan pengasuhan anak pada orang lain, apalagi orang itu adalah orang yang baru buat kami sekeluarga. Sempat terpikir untuk berhenti bekerja, dan menjadi FTM untuk anak kami semata wayang ini. Namun ide tersebut untuk saat2 ini tidak dapat dilakukan. Kami harus realistis, hidup ini butuh materi, untuk makan, penghidupan yang layak dan sekolah Abrar nantinya. Pada akhirnya, tercetus dalam benak saya untuk menitipkan anak kami di daycare, yaitu penitipan anak. Saya banyak browsing, dan mencari2 informasi mengenai daycare. Tentu saja, saya menginginkan segalah sesuatu yang terbaik untuk Abrar, begitu pula untuk daycare-nya. Sampai pada akhirnya, saya menemukan sebuah daycare, yang Alhamdulillah sangat dekat dengan rumah dan masih baru yang bernama "BINTANG WAKTU", school and daycare, dengan berbasis montessory islami. Alhamdulillah, memang saya ingin memberikan dasar2 agama yang kuat untuk anak saya. Agama, itu yang paling penting. Tidak masalah bagi saya, apabila di umur2 sekarang ini Abrar belum bisa berbahasa Inggris, membaca, menulis, menghitung dan lain2. Yang paling terpenting tentunya dasar agamanya, sebagai tiang kehidupannya. Keinginan saya untuk menitipkan anak di daycare, tidak serta merta disetujui oleh suami. Suami saya beranggapan bahwa saya seperti ingin "membuang" anak saya ke tempat penitipan anak. Setelah pembicaraan yang sangat alot, akhirnya suami saya memberikan izin untuk saya memasukan anak ke daycare. Alhamdulillah, keputusan yang saya ambil ini tidak membuat saya kecewa.




Why Daycare?


Jawaban saya : Why nanny? babysitter, pembantu atau apalah itu namanya.
Ketika anak diasuh oleh pembantu, mau disebut itu nanny atau babysitter, apakah perkembangannya akan lebih baik?. Bukankah di daycare, anak itu diasuh oleh guru. Di sana, anak belajar kemandirian, jadwal yang teratur, dididik oleh guru, yang memang benar2 mempunyai ijazah, pendidikan yang sesuai dengan itu. Sedangkan ketika dengan pembantu, anak lebih banyak disuruh nonton TV, nonton sinetron, mendengarkan obrolan si "mbak" di handphone, kegiatan yang menurut saya tidak medidik. Mungkin ada pembantu yang berusaha untuk mengajarkan anak, namun berbeda dengan cara mengajarkan seorang guru yang memang pekerjaannya adalah mengajar.

Kok tega? Anaknya seperti dibuang ke tempat penitipan anak. Kayak ga mau mengasuh sendiri.

Hm.. kalau ibu2 bekerja, anaknya diasuh sama pembantu, bukannya sama aja ya? Ketika anak di daycare, dia belajar kemandirian, how to sharing with others dan bersosialisasi. Anak saya belajar bagaimana : makan sendiri, membereskan mainan, menaruh kembali sepatu di rak sepatu, mencuci bekas makanan sendiri, dan lain-lain. Dia belajar untuk mandiri. Melakukan segala sesuatu sendiri, itu bagus bukan. Selain itu, dia belajar untuk bersosialisasi dengan orang lain, sharing, berbagi dengan yang lain. Bukannya itu akan menjadikan anak untuk tidak egois. Pada akhirnya anak itu akan berada di lingkungan di mana dia diharuskan untuk beradaptasi, bersosialisasi dengan orang lain, tidak selamanya anak itu akan berada di rumah. Di tempat yang selalu melindungi dia, mengikuti apa kemauan dia, tapi lebih dari itu. Ketika dia dilepaskan pada kehidupan nyata, bahwa tidak selalu dia yang menjadi titik perhatian, tapi ada orang lain dengan sifat dan perilaku yang berbeda pula. Di sini dia diharapkan untuk membawa dirinya dengan sebaik mungkin.

Mengapa daycare yang berbasis montessory islami? kan banyak daycare2 dengan kurikulum bahasa Inggris


Seperti di awal saya bilang, kalau buat saya agama adalah dasar dari segala kehidupan. Saya ingin anak saya mempunyai dasar agama yang kuat, sebagai tiang kehidupan dia ke depannya. Oleh karena itu, agama itu sangat penting. Dan mengapa montessory, karena montessory mengajarkan segala sesuatu sesuai dengan keinginan anak. Kalau anak itu ingin belajar menggambar, dia bisa menggambar. kalau dia ingin bernyanyi, dia bisa menyanyi. Jadi segala sesuatu diserahkan sesuai dengan keinginan dan kemauan si anak. Dan segala sesuatu yang diajarkan kepada si anak, dilakukan seperti sedang bermain2. Belajar sambil bermain. Ini juga hal yang penting untuk saya. Anak2 itu memang waktunya untuk bermain. Jadi si anak tidak merasa terpaksa untuk belajar segala sesuatu. Biarlah dia menikmati masa kanak2nya, dengan bermain sesuka hatinya.

Alhamdulillah, sejauh ini saya cukup puas dengan daycare tempat Abrar. Mudah2an ini adalah keputusan yang terbaik untuk kami. InshaALLAH, kami terus berusaha untuk menjalankan tugas kami sebagai orang tua dengan sebaik mungkin, semaksimal yang kami bisa.



Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

1 comment:

  1. waduuh..., jd mikir 1000x lagi nih utk meluluskan niatnya si afis minta sklhnya sebentar aja. thnx atas sharing nya mama abrar ;)

    ReplyDelete