Wednesday, February 20, 2013

Terpedaya :p

Udah beberapa hari ini Abrar panas. Dalam sebulan sudah 4x dan durasinya 3 - 4 hari panas tinggi.Periksa ke dokter tidak ada infeksi, anaknya juga masih aktif, ga ada lemes2nya. Oleh karena itu, dokter menyarankan untuk periksa darah lengkap, sampai struktur darahnya. Hasilnya, Abrar ada infeksi *yang dokternya juga ga ngejelasin di mana letak infeksinya* dan kekurangan darah merah alias anemia. Setelah dikasih obat selama seminggu, Abrar harus kembali cek darah lagi. Jadi sore2 saya dan Abrar ke laboratorium untuk ambil cek darah. Kasian sih, total 2x dia ambil darah. Kita aja yang udah tuwir dewasa, takut ya sama jarum suntik. Apalagi diambil darahnya :( Ya demi kesehatan ya nak.

Pas lagi daftar di loket untuk ngambil darah

Abrar : Ibu, sini bu. Liat deh ada balon bentuk ikan paus.
*sambil nunjuk2 ke toko kecil di RS*
Ibu : Oiya Brar.

Selesai pendaftaran, saya dan Abrar menunggu dipanggil. Tibalah waktunya Abrar dipanggil untuk pengambilan darah. kali ini dia nangis sambil bilang,"SAKIT...SAKIIITT...". badannya meronta2, tangannya, kakinya. Terus dia bilang,"UDAH...UDAH..". hiks.. kasian anak ibu. Tapi harus kuat ya sayang. Selesai ambil darah, saya dan Abrar nunggu di depan loket pendaftaran laboratorium *yang berarti duduk di depan toko kecil yang menjual balon ikan paus*. Lalu muncul anak kecil *seumuran Abrar* dia minta balon ikan paus, dan dibeliin. Abrar melihat kejadian tersebut tanpa berkedip.

Abrar : Bu, balonnya sudah dibeli

Balon ikan paus, sekarang tinggal 1. Sang ibu melihat keinginan anak untuk memiliki balon ikan paus. Ada hasrat untuk membelikan balon tersebut. Terlebih lagi, Abrar sudah berlaku sangat sopan, tidak memaksa minta beli balon, even dia tidak meminta untuk dibelikan. Hanya gesture tubuhnya menunjukkan kalau dia sangat ingin balon tersebut. Hari itu, Abrar sangat bersikap manis, tidak nangis dan tidak meminta2 ibu untuk membelikan apa pun. Selain itu, ibu juga kasian liat Abrar yang sakit, dan harus diambil darahnya, itu sangat sakit. Hati itu tersentuh untuk membelikan balon ikan paus untuk anak kesayangannya satu2nya itu. Lalu, ibu pun berkata..

Ibu : Brar, yuk pulang yuk sayang...

Sang ibu dan anaknya berlalu, meninggalkan tempat duduknya. Melewati toko kecil di RS. Melewati balon ikan paus yang menari2 terhembus angin.

Veilicious! The truth beauty is wrapped in a beautiful way...

No comments:

Post a Comment